Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Obituari Baco Ahmad: Patompo Memanggilnya Pulang

Legenda PSM Makassar Baco Ahmad berpulang Sabtu (10/2/2024) petang di kediamannya di Kelurahan Gusung, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar.

Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM
Opini M Dahlan Abubakar tentang almarhum Baco Ahmad legenda PSM Makassar. 

Saat meninggalkan PSM, rekam setim-nya Mahful Umar dan Andi Lala bergabung bergabung dengan Klub Jayakarta antara lain bersama Iswadi Idris, Sutan Harhara, Ronny Paslah (kiper timnas), dan Judo Hadiyanto, juga kiper terbaik tim nasional.

Baco Achmad sendiri setelah meninggalkan PSM bergabung dengan klub Indonesia Muda Jakarta, kemudian menjadi pemain Persija bersama Wahyu Hidayat, Andjiek Ali Nurdin dengan pelatih Harry Tjong yang juga mantan penjaga gawang PSM.

Setelah berkarier sebagai pemain bola selama sekitar 28 tahun, Baco Ahmad pulang kampung, setelah sempat mengenakan jersey Garuda ketika melawan Denmark 3 September 1974 di Kopenhagen, ibu kota negara itu.

Tampil bareng dengan Rony Pattinasarani dan Anjar Asmara, Baco Ahmad dkk tidak berdaya menghadapi tuan rumah.

Tim Garuda kalah 9-0.

Kekalahan ini menjadi rekor terburuk dialami tim nasional Indonesia dalam pertandingan resmi atau pun laga uji coba.

Ketika tim nasional Indonesia kalah atau Bahrain 0-10 dalam kualifikasi Piala Dunia 2014, rekor terburuk tim Garuda tahun 1974 terhapus oleh kekalahan tahun 2014 tersebut.

Setelah hampir 20 tahun berkarier di luar Sulawesi Selatan, pada tahun 1990-an, mendiang Wali Kota Patompo H. M. Dg. Patompo mengajak Baco Ahmad pulang kampung.

Agaknya, ajakan Patompo itu berkenan di hatinya. Meskipun Patompo ketika itu aktif sebagai

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Baco Ahmad juga memperoleh kesempatan berusaha, yakni membuka biro perjalanan haji dan umrah.

Awalnya bergabung dan ‘magang’ dengan PT Tiga Utama pimpinan Ande Abdul Latief (almarhum), dia kemudian membentuk biro perjalanan sendiri. Almarhum pun selalu memberangkatkan jamaah melalui biro perjalanannya sendiri.

Di samping aktif sebagai pengelola jasa perjalanan haji dan umrah, Baco Ahmad juga aktif sebagai pengurus cabang olahraga, yakni Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Sulsel.

Pada masa itulah, salah seorang anggota keluarganya pernah meraih medali emas. Namun, Jawa Timur meliriknya hingga hengkang ke sana.

Ketika itu dia sangat aktif mengurus cabang olahraga ini. Saat saya menjabat Pengurus KONI Sulsel, almarhum kerap hadir di Jl. Sultan Hasanuddin 42, Kantor KONI Sulsel, bercengkerama dengan teman-teman pengurus lainnya.

Yang tidak saya lupakan, setiap berkunjung selalu membagi-bagikan ikan siap santap kepada beberapa orang pengurus yang hadir waktu itu.

Ikan “pallu cella” (masak garam) ini agaknya selalu tersedia di mobilnya setiap dia berkunjung. Habis, almarhum tinggal di daerah ‘sumber ikan’, Paotere.

Kehadirannya membuat suasana di KONI menjadi penuh canda dan ceria.

Apalagi, almarhum Baco Ahmad, termasuk ‘gudang cerita’. Biasanya, yang bernada humor. Selamat Jalan sang legendaris.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved