Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pemilu 2024

Curhat Caleg Makassar Keluarkan Rp18 Juta 'Beli' 112 Suara, Ujung-ujungnya Tekor

Setiap Caleg minimal menyiapkan Rp1 atau Rp2 miliar jika ingin terpilih di Pemilihan Legislatif 2024.

Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Perindo Sulsel, Askar. 

Namun, angka biaya kampanye dihabiskan relatif.

“Tapi berbagi pengalaman bahwa memang pemilu membutuhkan biaya karena ada cost politik timbul dalam agenda kampanye, mulai dari atribut, kegiatan kampanye, konsolidasi tim. Tentu itu membutuhkan biaya,” kata Rachmatika menyebutkan.

Rachmatika sudah 2 periode duduk sebagai legislator DPRD Sulsel dan 1 periode di DPRD Makassar mewakili Partai Golkar.

Dia punya pengalaman 3 kali bertarung di Pemilu dan tahun ini merupakan tahun keempat.

Ketua Bappilu DPD Partai Demokrat Sulsel, Andi Januar Jaury Dharwis juga mengaku pemilih kian pragmatis.

Kondisi itu didukung dengan adanya caleg berkantong tebal dan hanya mengandal uang agar terpilih.

“Sekarang ada model ambil KTP, KK, lalu tukar dengan uang. Sekarang  ada istilah panjar, mereka mau ukur komitmen caleg. Panjar 1, panjar 2,” kata anggota DPRD Sulsel dari Partai Demokrat dapil Makassar A tersebut, Sabtu (6/1/2024).

Model politik uang seperti itu dilakukan tim pemenangan dengan mendatangi rumah calon pemilih (door to door).

Saat bertarung di Pemilu 2029, Januar mengaku menghabiskan Rp 350 juta.

Rachmatika mengakui, politik uang tak bisa dianggap tak ada.

“Praktik money politic tidak bisa dianggap tidak ada, tapi itu relatif tiap orang. Tidak semua orang duduk di DPRD karena menghabiskan biaya kampanye miliaran,” ujarnya.

Legislator DPRD Sulsel dari PKS dapil Makassar A, Sri Rahmi mengakui menghabiskan Rp 600 juta pada Pemilu 2019.

Saat diwawancarai pada Jumat (12/1/2024), Rahmi sedang kampanye di Kelurahan Tabaringan, Kecamatan Ujungtanah, Makassar, untuk pencalonannya sebagai anggota DPR RI dari dapil Sulsel 1.

Kata dia, caleg saat ini tak bisa semau-maunya memainkan politik uang karena pemilih semakin cerdas.

Hal ini tentu menguntungkan caleg yang punya modal sosial kuat dan program disukai masyarakat.

“Pemilih sekarang semakin cerdas. Tidak mau dibodoh-bodohi caleg yang hanya sekali datang, lalu tak datang lagi setelah dikasih uang,” kata Bunda Rahmi, sapaannya.

Amirul Yamin Ramadhansyah, mantan caleg DPRD Sulsel dari Partai Demokrat dapil Makassar B pada Pemilu 2019 mengaku menghabiskan biaya kampanye Rp 350 juta.

“Itu pun saya tidak serius kampanye caleg karena fokus kampanye Cawapres Sandiaga Uno. Saya juga diuntungkan dengan popularitas Bapak (ayahnya, mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin),” kata Amirul, Jumat (12/1/2024).

Dia menyebut ada caleg menghabiskan dana kampanye miliaran rupiah karena popularitasnya rendah, namun isi kantongnya tebal.

“Kalau caleg baru, tidak punya nama, bisa habis miliaran rupiah,” katanya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved