Opini
Antara Palestina, Semangka, dan Warganet
MEDIA sosial kini memainkan peran penting dalam kedudukan perang, baik sebagai alat propaganda maupun sebagai alat advokasi.
Bendera tersebut dianggap mewakili otoritas Palestina yang akan mengelola Gaza dan wilayah Tepi Barat.
Setelah perjanjian tersebut, New York Times mengulas peran semangka sebagai simbol selama pelarangan bendera.
Dilansir dari situs Aljazeera, warna buah semangka terdiri dari daging buah yang berwarna merah, biji berwarna hitam, serta kulit dengan perpaduan warna putih dan hijau, merepresentasikan warna bendera dan identitas nasional Palestina.
Dalam hal ini semangka bisa dimaknakan selain sebagai simbol bendera juga sebagai ciri pribadi warga Palestina yang tahan terhadap guncangan agresi Israel.
Seperti fungsi dari antioksidan dalam buah semangka yang dapat mengatasi atau menetralisasi radikal bebas: zionis.
Aksi semangka (watermelon resistance) hadir pertama kali setelah Perang Enam Hari pada 1967, ketika Israel menguasai Tepi Barat, Jalur Gaza, dan merebut Yerusalem Timur.
Saat itu, pemerintah Israel menyatakan pengibaran bendera Palestina di tempat umum sebagai tindakan kriminal .
Untuk membantah larangan penggunaan bendera, maka warga Palestina dan pendukungnya mengadopsi semangat semangka dan membawa bendera bergambar semangka pada setiap aksinya.
Hari ini, aksi mengampanyekan semangka kembali digunakan hingga merebak menjadi trending topik, lebih sebagai cara pengguna media sosial menghindari sensor dan pembatasan konten.
Dikutip dari The Conversation, pemerintah Israel telah lama menjalankan upaya sistemik secara global untuk membungkam dan menghilangkan jejak digital Palestina .
Di bawah propaganda Israel, platform digital menerapkan lebih dari 4.800 tindakan pembatasan terhadap konten mengenai Palestina, termasuk penutupan akun dan shadowbanning (pembatasan distribusi konten) tanpa pemberitahuan dan persetujuan pemilik akun.
Buah semangka hingga saat ini tidak termasuk dalam daftar kriteria sensor Instagram.
Jadi, akun pengunggah gambar semangka dapat terbebas dari risiko pembatasan akun dan berhasil menarik perhatian lebih banyak pengguna.
Antusias terhadap perlawanan Palestina dalam ilustrasi buah semangka pun lebih mudah diterima karena pesannya yang cenderung damai, ramah, dan universal.
Aksi mengampanyekan semangka menguatkan dalih bahwa konflik di Palestina semestinya dilihat melampaui isu agama dan identitas bangsa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.