Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Antara Palestina, Semangka, dan Warganet

MEDIA sosial kini memainkan peran penting dalam kedudukan perang, baik sebagai alat propaganda maupun sebagai alat advokasi.

Editor: Sudirman
Ist
A Nursayyidatul Lutfiah, Ketua Forum Lingkar Pena Ranting Unhas 2023/2024 

A Nursayyidatul Lutfiah

Ketua Forum Lingkar Pena Ranting Unhas 2023/2024

MEDIA sosial kini memainkan peran penting dalam kedudukan perang, baik sebagai alat propaganda maupun sebagai alat advokasi pembebasan pihak yang ditindas.

Belakangan ini media sosial dipenuhi advokasi-advokasi yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan krisis kemanusiaan di Palestina dan mengutuk agresi pemerintah Israel.

Dukungan terus ditunjukkan warga dunia untuk Palestina pun hadir dalam berbagai bentuk, salah satunya gambar semangka yang viral di media sosial.

Di lain sisi, arti semangka dan hubungannya dengan Palestina menjadi pertanyaan publik seiring dengan meledak kembali perang antara Israel dan Hamas Palestina selama lebih dari tiga pekan terakhir ini.

Semangka Citrullus lanatus merupakan salah satu buah yang sangat digemari karena rasanya yang manis, renyah, dan kandungan airnya yang banyak.

Semangka sendiri merupakan salah satu buah yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh dan kesehatan manusia.

Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat, dalam bahasa Inggris disebut Watermelon. Sebagaimana anggota suku ketimun-ketimunan lainnya, habitus tanaman ini merambat.

Tanaman ini cukup tahan akan kekeringan terutama apabila telah memasuki masa pembentukan buah, daunnya berlekuk-lekuk ditepi, bunganya sempurna, berwarna kuning, kecil dengan diameter 3 cm.

Lantas, apa hubungannya semangka dengan Palestina?

Semangka yang menjadi simbol Palestina bukanlah hal baru lagi.

Namun, kemunculannya dalam beberapa pekan terakhir di berbagai platform media sosial semakin masif dan ramai sejak konflik Israel-Hamas pecah di Jalur Gaza pada Oktober 2023 dan masih berlangsung hingga kini, menewaskan ribuan orang.

Israel mencabut larangan penggunaan bendera Palestina pada 1993 sebagai bagian dari Perjanjian Oslo.

Hal ini mencakup pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina, juga merupakan perjanjian formal pertama yang mencoba menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved