Sulsel Dapat Suntikan Dana Rp5,6 Miliar untuk Penanganan Stunting

Bahtiar menjelaskan ada beberapa faktor besar yang mempengaruhi stunting.

Mulai persoalan pangan, air bersih, serta sanitasi.

"Hal seperti ini (perbaikan pangan dan sanitasi(yang harus kita lakukan lebih baik. Ini lebih integral dan terpadu. Aplikasi penanganan stunting yang kami bangun ini akan melibatkan potensi pemerintahan mulai dari desa, kecamatan, kabupaten/kota bahkan dari pusat, bahkan relawan," sebutnya

KH Ma’ruf Amin, sebagai ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) Pusat pun bertugas memberikan arahan terkait penetapan kebijakan penyelenggaraan percepatan penurunan stunting.

Sekaligus memberikan pertimbangan, saran, dan rekomendasi dalam penyelesaian kendala dan hambatan penyelenggaraan percepatan penurunan stunting.

Menurutnya, Kementerian Kesehatan mencatat angka stunting balita Indonesia sebesar 21,6 persen tahun 2022, turun dari 30,8 persen tahun 2018.

Baca juga: Luncurkan Aplikasi Inzting, Pj Gubernur Sulsel Harap Angka Stunting Bisa Ditekan hingga 14 Persen

"Capaian ini adalah hasil kerja bersama yang tentu kita syukuri," ujarnya.

Ia ingin pencapaian angka tersebut harusnya menjadi pemantik baru.

Terlebih sisa waktu pencapaian target hanya sekitar satu tahun lagi.

"Saya minta kepada pejabat gubernur, bupati, dan wali Kota, serta seluruh organisasi perangkat daerah, untuk betul-betul mengawal pelaksanaan program tahun depan, sekaligus memastikan penurunan stunting tetap menjadi program prioritas pada saat transisi pemerintahan," tutupnya.(*)