Pahlawan Nasional
Pejuang Mamasa Demmatande Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Lawan Kerja Rodi
Pemuda Panca Marga Sulawesi Barat ( PPM Sulbar ) mengusulkan pejuang anti-kolonial asal Mamasa, Demmatande, sebagai Pahlawan Nasional tahun 2023.
TRIBUN-TIMUR.COM– Pemuda Panca Marga Sulawesi Barat ( PPM Sulbar ) mengusulkan pejuang anti-kolonial asal Mamasa, Demmatande, sebagai Pahlawan Nasional tahun 2023 lalu.
Pengusulan ini diawali dengan seminar nasional yang membahas nilai-nilai kepahlawanan Demmatande dalam merintis Kemerdekaan Republik Indonesia, dan dihadiri Forkopimda, tokoh adat, serta berbagai organisasi masyarakat.
Setelah dua tahun, Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) menerima
Demmatande, lahir di Paladan, Distrik Orobua, pada tahun 1862, memimpin perlawanan heroik melawan kolonial Belanda di Bumi Kondosapata, Kabupaten Mamasa.
Perjuangannya menjadi salah satu bukti sumbangsih daerah bagi kemerdekaan Indonesia.
Baca juga: Sosok Jenderal Asal Sulsel Guru Prabowo, Kini Diusulkan Jadi Pahlawan
Melawan Pajak dan Kerja Rodi
Perlawanan Demmatande mulai membuncah sekitar tahun 1910.
Alasan utamanya adalah penolakan terhadap pajak paksa dan pemberlakuan kerja rodi atau kerja paksa oleh Belanda.
Rakyat Mamasa menderita karena dipaksa membangun jalan dari Mamasa hingga ke Polewali.
Tindakan kejam para mandor Belanda yang memicu amarah Demmatande.
Ia mengajak rakyat yang menjalani kerja paksa kembali ke kampung halaman, memicu kemarahan tentara Belanda (Marsose) yang kemudian mengobrak-abrik rumahnya di Paladan.
Perlakuan tidak senonoh ini mendorong Demmatande menyerukan perang terbuka melawan Belanda di Mamasa pada tahun 1912.
Perang di Benteng Salu Banga
Demmatande segera membangun Benteng Salu Banga di Paladan. Rakyat Pitu Ulunna Salu Mamasa mendukung penuh keputusan ini.
Serangan pertama Belanda, dipimpin Komandan Detasemen Vraagan, terjadi pada 11 Agustus 1914. Pasukan Demmatande berhasil mematahkan serangan bersenjata modern tersebut. Laporan Belanda bahkan mengakui kekalahan mereka di Paladan.
Belanda menambah kekuatan menjadi 180 personel untuk serangan kedua pada 9 Oktober 1914. Meskipun pertempuran berlangsung sengit dan menewaskan tiga tentara Belanda, termasuk melukai seorang perwira, pasukan Demmatande kembali berhasil memukul mundur musuh.
Jatuhnya Sang Komandan
Kegagalan dua serangan membuat Belanda menyiapkan serangan ketiga dengan lebih matang. Mereka menambah 300 pasukan dari berbagai daerah dan menyusupkan mata-mata. Intelijen Belanda mengetahui kelemahan utama pasukan Demmatande, yaitu kekurangan bahan makanan saat musim paceklik.
| Panjat Doa Anak Kolong Semoga Jenderal M Jusuf Jadi Pahlawan Nasional |
|
|---|
| Daftar 10 Pahlawan dari Sulawesi Selatan, Jenderal M Jusuf-Andi Makkasau Diusulkan |
|
|---|
| Kisah Telunjuk Jenderal M Jusuf Buat Tukang Kayu Bontonompo Gowa Jadi Tentara |
|
|---|
| Jenderal M Jusuf, Komandan Prabowo di ABRI Kini Diusul Bersama Soeharto dan Gusdur Jadi Pahlawan |
|
|---|
| Jenderal M Jusuf Diusulkan Pahlawan Nasional, Andi Herry Iskandar: Tiap Tahun Diusul, Semoga Jadi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.