Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Krisis Air di Pakaian Kita

Sebaliknya, aktivitas manusia juga berkontribusi menyebabkan krisis air misalnya industri fesyen.

Editor: Sudirman
Ist
Basmanto, Komunikator Sains dan Alumnus Jurusan Fisika UIN Alauddin Makassar 

Memang budaya konsumtif kita sangat tinggi.

Bahkan, dalam laporan McKinsey mengungkap, setidaknya kita dapat membeli sekitar 14 jenis pakaian selama setahun.

Krisis Air

Doyannya masyarakat membeli pakaian turut menyuburkan aktivitas industri fesyen.

Padahal, industri fesyen sejatinya dapat menghabiskan sekitar 93 miliar kubik air selama proses produksi setiap tahunnya.

Ini menjadikan industri fesyen sebagai pengguna air terboros kedua setelah pertanian.

Kita mungkin berpikir, bagaimana bisa air sebanyak itu digunakan hanya untuk menghasilkan pakaian.

Tentu ini tidak terlepas dari tingginya penggunaan air pada kapas, yang menjadi bahan baku pakaian.

Sebagai gambaran, untuk menghasilkan satu kilogram kapas saja dibutuhkan setidaknya 29 ribu liter air.

Tidak hanya itu, penelitian yang dilakukan GAP (retail fesyen global) memberikan fakta yang cukup mencengangkan.

Dalam laporannya, disajikan angka-angka pemakaian air dalam setiap jenis pakaian yang kita miliki.

Misalnya, selama proses pembuatan satu potong celana jeans dapat menghabiskan sekitar 7.250 liter air. Baju kaos dan kemeja menghabiskan 4.200 liter air. Hoodie menghabiskan 3.350 liter air.

Pakaian dalam dan kaos kaki menghabiskan 1.775 liter air. Maka satu stel pakaian yang kita gunakan telah memakai sebanyak 16.575 liter air.

Jika rata-rata orang meminum 691 liter air setiap tahunnya, itu artinya kita telah menghabiskan cadangan air minum seseorang selama 24 tahun ke depan.

Bayangkan berapa banyak stel pakaian yang ada di dalam lemari kita.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved