Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Sawedi Muhammad

Sosiolog Unhas Ungkap Seteru Vaksin dan Masa Depan Dunia Pascapandemi Covid, AS-China Saling Tuding

Amerika dan Tiongkok saling menuding sebagai muasal virus Covid-19. Mereka berusaha merebut simpati dunia, menegasi keterlibatan negaranya

Editor: AS Kambie
Tim Appi-Rahman
Dr Sawedi Muhammad, Sosiolog Universitas Hasanuddin (Unhas) 

Hingga pada Juli 2021, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengeluarkan pernyataan yang mendorong agar China transparan.

WHO tidak mengsampingkan virus SARS-CoV-2 berasal dari laboratorium.

Di sisi lain, Amerika Serikat dan China saling tuduh menyembunyikan fakta-fakta Covid-19 (Detikhealth, Januari, 2022).

Persaingan dua kekuatan besar negara adidaya baik dari aspek ekonomi dan keamanan berpotensi menimbulkan apa yang disebut Graham Allison (2012) sebagai “Thucydides’s Trap”, jebakan Thucydides.

Menurut Graham Allison, jebakan Thucydides adalah kecenderungan perang akan terjadi apabila negara adidaya baru mengancam untuk menggantikan hegemoni regional dan internasional negara adidaya yang duluan eksis.

Tesis Graham Allison diperkuat oleh studi kasus yang dilakukannya di Belfer Center for Science and International Affairs, Universitas Harvard. Ia menemukan bahwa 16 kasus persaingan antara negara adidaya baru dan negara superpower yang sebelumnya eksis, 12 diantaranya berakhir dengan peperangan.

Perseteruan Tiongkok dan Amerika Serikat di berbagai front, menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan perang bersenjata yang paling mematikan dalam sejarah.

Apabila hal itu terjadi, maka keseimbangan ekonomi-politik global akan berubah dan menempatkan situasi keamanan dunia dalam posisi yang sangat berbahaya.

Pandemi adalah Portal

Sudah waktunya dunia bersatu melawan ganasnya virus Covid-19. Spekulasi tentang asal muasal virus sudah tidak relevan dibicarakan.

Virus terbukti memberi dampak negatif yang tak terperikan bagi peradaban manusia.

Ia memperburuk ketimpangan sosial, pengangguran dan kemiskinan, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, korupsi dan manipulasi serta terhambatnya begitu banyak agenda dunia menuju kesetaraan.

Dunia harus menyadari bahwa tanpa kolaborasi mustahil pandemi dapat dihentikan.

Meski bisnis vaksin adalah otoritas industri farmasi, melanggengkan vaksin apartheid dan mengabaikan pemerataan akses terhadap vaksin hanya akan menjadikan pandemi seperti lingkaran setan yang berputar tiada akhir.

Sebagai penangkal virus di dunia yang tak berbatas (borderless), vaksin hanya akan efektif apabila diakses secara merata oleh semua bangsa tanpa kecuali.

Ia sejatinya tidak hanya dimaknai sebagai lokomotif pencari keuntungan, tetapi juga sebagai hadiah terbesar ummat manusia menuju dunia baru yang lebih setara.

Meminjam istilah Arundhaty Roy (2020), pandemi adalah portal yang menghubungkan antara satu dunia dengan dunia berikutnya.

Kita dapat berjalan melewatinya dengan menyeret segala bangkai prasangka dan kebencian, keserakahan, kebuntuan dan langit yang berkabut.

Atau kita melangkah pelan dengan sedikit beban, membayangkan dunia baru, dan siap berjuang mewujudkan peradaban yang diimpikan.

Selamat tahun baru 2022. Semoga tahun ini bertransformasi dari Annus Horribilis menuju Annus Mirabilis (tahun suka cita). Meski melewati jalan yang terjal, Annus Mirabilis adalah harapan semua bangsa.

Semoga motivasi para pedagang kematian tidak melulu tentang profit tetapi menyisakan sedikit ruang untuk memberangus vaksin apartheid.

Semoga jebakan Thucydides seperti yang dikhawatirkan Graham Allison tidak terwujud, agar harapan dunia tanpa penindasan, tanpa diskriminasi, tanpa perbudakan menjadi kenyataan.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved