Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Kelisanan di Era Didital

Tradisi lisan memungkinkan manusia untuk berkomunikasi, bernegosiasi, dan membangun hubungan sosial dalam komunitasnya.

Editor: Sudirman
Ist
OPINI - M. Razlan Wahab Mahasiswa UNM 

Ketiga, kelisanan digital bersifat masif dan lintas batas. Sebuah video atau podcast dapat diakses oleh jutaan orang di seluruh dunia dalam hitungan detik.

Hal ini memperluas jangkauan komunikasi lisan jauh melampaui ruang sosial tradisional, menciptakan ruang publik baru yang bersifat global.

Keempat, kelisanan digital mengandung unsur interaktivitas. Melalui kolom komentar, fitur “duet” di TikTok, atau siaran langsung (live streaming), audiens dapat merespons langsung pembicara. Interaksi semacam ini menumbuhkan rasa kedekatan dan partisipasi sosial yang menyerupai percakapan nyata, meskipun terjadi di ruang virtual.

Perkembangan kelisanan digital membawa dampak besar terhadap pola komunikasi dan kehidupan sosial masyarakat modern. Di satu sisi, ia membuka peluang baru bagi ekspresi diri dan partisipasi publik.

Banyak individu yang dapat menyalurkan ide, pengetahuan, atau kreativitas melalui media lisan digital tanpa harus melalui lembaga formal.

Misalnya, podcaster independen dapat mengangkat isu-isu sosial yang jarang dibahas di media arus utama, sementara content creator dapat menggunakan humor, cerita, dan dialog untuk menyampaikan pesan edukatif.

Namun, di sisi lain, kelisanan digital juga menimbulkan tantangan baru. Kecepatan penyebaran informasi melalui media digital dapat menyebabkan distorsi makna, penyebaran hoaks, atau ujaran kebencian.

Dalam konteks ini, kekuatan kata yang dulu membangun solidaritas dapat pula memecah belah masyarakat bila tidak digunakan dengan bijak.

Selain itu, budaya instan yang ditumbuhkan oleh media digital sering kali membuat percakapan kehilangan kedalaman reflektif yang menjadi ciri dialog lisan tradisional.

Kelisanan digital juga memengaruhi cara manusia membangun hubungan interpersonal. Meskipun komunikasi melalui voice call atau video call memberi kesan kehadiran, interaksi tersebut tetap berbeda dengan percakapan langsung.

Hilangnya kontak fisik dan konteks sosial tertentu dapat menurunkan kualitas empati dan kehangatan emosional dalam komunikasi.

Dalam menghadapi tantangan era digital, penting untuk menumbuhkan kesadaran literasi digital dan kecerdasan komunikatif.

Masyarakat perlu memahami bahwa kelisanan digital tidak hanya soal berbicara di depan kamera atau mengirim voice note, tetapi juga tentang bagaimana menggunakan bahasa lisan secara etis, jelas, dan bertanggung jawab.

Pendidikan komunikasi modern perlu mengintegrasikan aspek kelisanan digital agar generasi muda mampu menggunakan teknologi secara produktif dan bermakna.

Selain itu, kemampuan untuk mendengarkan secara aktif menjadi semakin penting. Di tengah arus konten digital yang begitu cepat, kemampuan untuk menyimak, memahami konteks, dan menanggapi secara kritis menjadi bentuk kecerdasan komunikasi yang harus dikembangkan.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved