Opini
Keterampilan: Mata Uang Baru Pertumbuhan
Narasi ini menggambarkan populasi usia produktif yang melimpah sebagai modal menuju Indonesia Emas 2045.
Ketika produktivitas meningkat tanpa transfer pengetahuan, pertumbuhan hanya menghasilkan polarisasi baru—antara mereka yang mampu beradaptasi dan mereka yang tertinggal di tepi perubahan.
Transisi Hijau, Tantangan Abu-Abu
Isu lain yang mencuat dari Outlook 2026 adalah transisi menuju ekonomi hijau. Jumlah green jobs diperkirakan naik dari 3,4 juta pada 2022 menjadi 3,9 juta pada 2026, dengan potensi tambahan 4 juta pekerjaan baru hingga 2030.
Namun peluang itu hanya akan nyata jika diiringi dengan investasi serius pada keterampilan.
Tenaga kerja masa depan tidak lagi cukup hanya kuat secara fisik; ia harus mampu mengoperasikan teknologi ramah lingkungan, memahami data, dan berpikir sistemik.
Seperti dikemukakan oleh Gary Becker (1964), pendidikan dan pelatihan adalah investasi modal manusia yang menentukan produktivitas jangka Panjang.
Sayangnya, dalam praktik kebijakan, investasi pada manusia sering kali datang belakangan—setelah proyek berjalan, bukan sebelum mesin dinyalakan.
Tanpa pembaruan kurikulum dan pelatihan besar-besaran, transisi hijau bisa menjadi paradoks: ekonomi tampak modern, tapi manusianya masih bekerja dengan logika lama.
Dari Bonus ke Risiko
Selama satu dekade, istilah bonus demografi diperlakukan seperti mantra pembangunan. Namun waktu bonus itu terbatas. Jika tenaga kerja muda tidak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan keterampilan, maka yang tersisa adalah risiko sosial: pengangguran terdidik, pekerja informal yang menua, dan kesenjangan antar-wilayah yang makin lebar.
Data dalam Outlook 2026 menunjukkan pergeseran kebutuhan ke arah jabatan teknis dan profesional, sementara sistem pendidikan belum menyesuaikan diri sepenuhnya.
Kita sedang membangun industri abad ke-21 dengan cara berpikir abad ke-20. Dan di tengah percepatan teknologi serta transisi energi, keterlambatan semacam ini bisa membuat bonus demografi berubah menjadi beban struktural.
Menata Ulang Strategi Pekerja Masa Depan
Pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah: skill forecasting berbasis data besar, integrasi job-matching nasional, dan target reskilling lima juta pekerja per tahun.
Langkah-langkah ini penting, tetapi keberhasilannya bergantung pada dua hal mendasar: konsistensi kebijakan dan kemitraan lintas sektor.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/2025-11-19-Abdullah-Sanusi.jpg)