Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Heboh dengan Purbaya, Kini Dedi Mulyadi Tak Bisa Bantah Peneliti BRIN Soal Sumber Air Aqua

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, saat melakukan sidak ke pabrik Aqua di Kabupaten Subang. 

Kompas.com
DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kini sibuk berurusan denganm raksasa air kemasan Aqua. Semua bermula dari sidaknya ke pabrik Aqua di Subang dan menjadi viral. Peneliti BRIN angkat bicara dan ikut memberi penjelasan yang tidak bisa dibantah Dedi Mulyadi. 

“Jadi, untuk proses perizinannya sudah didetailkan di dalam permen dan implementasinya di Badan Geologi,” kata Yuliot.

Lebih lanjut, Yuliot mengungkap bahwa AQUA bukan satu-satunya perusahaan yang memanfaatkan air tanah.

Hingga 17 Oktober 2025, ESDM telah menerbitkan sekitar 4.700 izin pengusahaan air tanah di seluruh Indonesia, mencakup berbagai perusahaan, termasuk sektor air minum.

“Bukan satu perusahaan, itu 4.700-an yang sudah kami terbitkan perizinannya,” tutupnya.

Dedi Mulyadi kembali bertemu pihak Aqua

Pertemuan antara Dedi Mulyadi dan perwakilan Aqua di Gedung Pakuan, Bandung, Senin (27/10/2025), menjadi sorotan publik setelah videonya diunggah ke media sosial.

Dalam kesempatan itu, Dedi, yang akrab disapa KDM, mengajukan berbagai pertanyaan tajam terkait sumber air yang digunakan perusahaan air minum tersebut.

“Orang bertanya nih hari ini, pertama mana yang lebih berkualitas? Air mata air, air kedalaman 30 meter, air kedalaman 100 meter?” tanya KDM.

Menanggapi hal itu, pihak Aqua menjelaskan bahwa seluruh jenis air memiliki kualitas yang sama selama memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

“Tapi yang punya kedalaman 30 meter dan 100 meter itu lebih aman dari kerentanan, kontaminasi pencemaran itu,” ujar perwakilan Aqua.

KDM kemudian menegaskan kembali, “Artinya bahwa air yang di bawah tanah yang dibor itu jauh lebih terjamin higienitasnya dibanding yang di permukaan.”

Mendengar penjelasan tersebut, KDM menilai ada ketidaksesuaian antara praktik di lapangan dan pesan dalam iklan Aqua yang sering menggambarkan air mengalir dari pegunungan.

“Kalau begitu, jangan iklannya tidak boleh air yang terjun karena itu berpotensi tercemar yang terjun itu. Kan saya harus membaca pikiran konsumen walaupun saya bukan marketing Bapak,” ucapnya dengan nada kritis.

Selain menyoal visualisasi iklan, KDM juga menyinggung dampak pengeboran Aqua di kawasan Subang terhadap potensi bencana alam seperti longsor dan gempa bumi.

Menurut penjelasan pihak Aqua, kajian dari Badan Geologi menyebutkan aktivitas eksploitasi air tidak memiliki korelasi dengan pergeseran tanah di wilayah tersebut.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved