Headline Tribun Timur
1 Muktamar 2 Ketua Umum Terpilih
PPP melalui pimpinan sidang Muktamar X, Amir Uskara, menetapkan Muhammad Mardiono sebagai ketua umum secara aklamasi.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy, menyebut aklamasi itu sebagai klaim sepihak.
“Sidang-sidang muktamar masih berlangsung. Klaim aklamasi itu tidak benar dan merupakan upaya memecah belah partai,” tegas Rommy.
Muktamar X PPP sendiri diwarnai ketegangan sejak hari pertama. Bentrok antar kader sempat terjadi saat pembukaan, meski kemudian berhasil diredam hingga forum
bisa melanjutkan proses pemilihan.
Kontroversi penetapan aklamasi ini menambah daftar panjang kisruh internal PPP, sekaligus menimbulkan sorotan publik terhadap soliditas dan tata kelola organisasi
partai berlambang Ka’bah tersebut.
Sembilan Ketum
Sejak berdiri pada 5 Januari 1973, PPP telah dipimpin oleh sembilan ketua umum.
Berikut catatan perjalanan para nakhoda partai berlambang Kakbah:
1. Mohammad Syafaat Mintaredja (1973-1978)
Menteri Sosial era Orde Baru ini menjadi ketua umum pertama PPP.
Ia menjabat sejak partai berdiri hingga 1978. Mintaredja juga pernah menulis sejumlah buku, di antaranya Pemerintah dan Pembentukan Partai Muslimin Indonesia
(1968).
Ia wafat pada 20 Oktober 1984.
2. Djaelani Naro (1978- 1989)
Dikenal dengan nama John Naro, ia menjabat dua periode. Pernah menjadi Wakil Ketua DPR dan Wakil Ketua DPA pada era Presiden Soeharto.
Naro lahir di Palembang, 3 Januari 1929, dan meninggal pada 28 Oktober 2000.
3. Ismail Hassan Metareum (1989-1998)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.