Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Muktamar X PPP

Gerakan Santri di Tengah Narasi Asal Bukan Mardiono

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bersiap menggelar Muktamar X di Ancol, Jakarta

Editor: Muh Hasim Arfah
Dok tribun/pribadi
WACANA CAKETUM PPP- Wacana calon ketua umum DPP PPP Agus Suparmanto, Taj Yasin Maimoen, Muhammad Mardiono, dan Anies Baswedan. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bersiap menggelar Muktamar ke-10 pada 27–29 September 2025 di Ancol, Jakarta. 

Memasuki era Reformasi, suara PPP cenderung menurun. Pada Pemilu 1999 PPP masih mampu meraih 58 kursi (11,04 persen), tetapi pada 2009 hanya tersisa 38 kursi (5,33 persen). 

Tren itu berlanjut di Pemilu 2019 dengan 19 kursi (4,52 persen).

Puncaknya, pada Pemilu 2024, PPP hanya memperoleh 3,87 persen suara, kurang tipis dari ambang batas parlemen 4 persen. 

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, PPP terlempar dari DPR RI setelah mengikuti 10 kali pemilu sejak berdiri.

Sejumlah pengamat menilai muktamar kali ini menjadi momentum penentuan arah baru PPP.

Partai harus segera membenahi struktur internal, merumuskan strategi elektoral, dan mengembalikan kepercayaan publik agar bisa kembali ke Senayan pada Pemilu 2029.

Pertarungan kursi ketua umum pun dipandang krusial.

Apakah PPP kembali mempercayakan tampuk kepemimpinan kepada Mardiono yang telah mendampingi partai melewati masa kritis, atau justru memberi kesempatan bagi figur baru untuk membangkitkan kembali kejayaan partai Islam tertua di Indonesia itu.

“Kini, pertanyaan yang tersisa hanyalah: apakah PPP benar-benar siap berubah, atau kembali mengulangi kesalahan yang sama? Sejarah akan mencatat pilihan ini. Dan doa Mbah Moen, yang masih bergaung hingga hari ini, seolah terus berbisik: PPP harus bangkit, demi umat, demi bangsa,” tulis Rizal menutup tulisannya.(*)

 

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved