Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

UMP Sulsel

Gaji Honorer Satpol PP Tak Mencukupi, Nasir Nyambi Buruh Pelabuhan Makassar

Sudah 16 tahun, Muhammad Nasir bertugas sebagai Satpol PP di Pemkab Maros dengan gaji Rp750 ribu per bulan.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM/Muslimin Emba
BURUH PELABUHAN - Muhammad Nasir (38) buruh angkut barang (bagasi) ditemui di depan gerbang utama Pelabuhan Soekarno-Hatta, Jl Nusantara, Kecamatan Wajo, Makassar, Sabtu (15/11/2025). Nasir juga berprofesi sebagai provost Satpol-PP Pemkab Maros. 

Ia rela meninggalkan waktu berkumpul dengan keluarga di waktu senggang, demi menunaikan tugas dan tanggung jawab sebagai kepala keluarga.

Berkendara motor sejauh 36 kilometer dari rumahnya di Jl Poros Bantimurung, Maros ke Pelabuhan Makassar, bukan lagi hal baru.

Sembilan tahun terakhir ia lakoni kebiasaan itu.

Bukan karena tak sayang keluarga, tapi lebih kepada memastikan dapur tetap 'berasap'.

"Kalau dibilang cukup (gaji Satpol-PP) itu jauh dari cukup. Tapi Alhamdulillah dicukup-cukupkan saja," ucap ayah dua anak ini.

Nyambi jadi buruh angkut barang, bukanlah perkara mudah.

Butuh kekuatan fisik, mental serta sapu tangan yang tak lepas dari pundak untuk mengusap keringat bercucuran.

Sambil menunggu penumpang yang ingin dibantu mengangkat barang, Nasir menceritakan suka duka kehidupannya.

Jika ada mobil melintasi gerbang masuk Pelabuhan Makassar, matanya sesekali melirik.

"Kalau ada mobil penumpang masuk, kita biasa lomba-lomba masuk tawarkan (jasa) mau diangkat barangnya atau tidak," ujar Nasir.

"Kalau misalkan tidak mauji, yah... Kita kembali keluar sini menunggu," lanjutnya menceritakan skema kerja buruh angkut barang.

Baca juga: Prof Hamid Paddu Ingatkan Ancaman PHK Massal Jika Kenaikan UMP Tidak Seimbang

Jika berminat menggunakan jasa, Nasir akan mengangkat barang penumpang hingga ke tempat tidur dalam kapal seusai tertera di tiket.

Begitu juga saat ada kapal yang sandar di Pelabuhan yang beroperasi sejak Abad 16 ini.

Nasir mengaku, harus berdesakan menaiki tangga kapal demi menawarkan jasa angkut ke penumpang yang hendak turun.

Tak jarang kata dia, ada buruh terpleset jatuh dari anak tangga akibat desak-desakan sesama buruh.

"Alhamdulillah, kalau sampai ada yang jatuh ke laut itu belum ada. Tapi kalau teman sampai luka kepalanya karena tersangkut di pintu masuk itu sudah pernah terjadi," kata Nasir.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved