Opini
One Piece di dalam Ruang Sekaligus
Bendera Jolly Roger ala kru Monkey D. Luffy jadi simbol pembebasan. Pesan politiknya terasa di tengah realitas Indonesia
One Piece di dalam Ruang Sekaligus
Oleh: Dwi Rezki Hardianto
(Dosen Sastra di PBIS FKIP Universitas Terbuka)
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Agustus kali ini begitu muram.
Bendera Merah Putih berkibar seperti sedang menari.
Angin yang mengibarkannya seperti membawa irama musik Jeff Satur’s comedy yang tragis.
Alih-alih membawa udara segar, tapi racun dan duka turut terbawa olehnya.
Angin itu tampak oleh mata kita, berwarna kelabu dan menutup langit Indonesia.
Angin itu berasal dari berbagai tempat, mungkin termasuk pula dari Gedung Putih Istana di Jakarta.
Sembari menari, warna putih bendera itu berubah warna menjadi kelabu, merahnya luntur tanpa keberanian, kainnya lusuh berkerut seperti dahi menanggung beban.
Jiwanya dibunuh, tapi Ia tetap dipaksa tersenyum dan terus menari—seolah-olah tak ada derita di jiwanya.
Beberapa orang, mulai supir truck, nelayan, hingga kelas menengah ke bawah dari berbagai tempat iba kepadanya.
Mereka tak tega melihat sang Merah Putih terus direndahkan, dibunuh, dan dihancurkan bersama dirinya.
Mereka tak mau jika Bendera itu kesepian dan tak berdaya.
Maka di sinilah bendera Jolly Roger a la Kru Monkey D. Luffy di Serial One Piece dibutuhkan sebagai penopang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.