Opini
Apakah Suku Toraja Memiliki Kekerabatan Genetik dengan Orang Vietnam? Kajian Antropologi Ragawi
Safari ini melahirkan kajian menarik yang coba kami tuangkan dalam tulisan berikut ini.
Teori Migrasi Austronesia dan Asia Tenggara Daratan
Kajian genetika dan arkeologi menunjukkan bahwa nenek moyang suku-suku di Indonesia Timur, termasuk Toraja, merupakan bagian dari gelombang migrasi Austronesia.
Migrasi ini diperkirakan berasal dari Taiwan atau Tiongkok Selatan, melewati Asia Tenggara daratan (Vietnam, Kamboja, Thailand), kemudian ke Filipina dan Sulawesi, lalu menyebar ke Pasifik.
Di sisi lain, meski populasi Vietnam modern didominasi oleh rumpun Austroasiatik, sebagian kecil populasi mereka juga menyimpan jejak genetik Austronesia, terutama yang tinggal di wilayah pesisir atau dataran tinggi.
Maka, kemungkinan adanya “leluhur bersama” antara orang Toraja dan sebagian orang Vietnam bukanlah hal yang mustahil.
Mereka bisa saja merupakan populasi purba Asia Tenggara yang kemudian berkembang di jalur dan tempat yang berbeda selama ribuan tahun.
Warna Kulit: Adaptasi, Bukan Identitas Genetik Murni
Perbedaan warna kulit antara Toraja dan Vietnam tidak boleh dianggap sebagai bukti ketiadaan hubungan.
Warna kulit berubah lebih cepat karena faktor lingkungan. Populasi yang tinggal di daerah tropis seperti Toraja akan memiliki melanin lebih tinggi, sedangkan mereka yang tinggal di lintang lebih utara seperti Vietnam akan memiliki kulit lebih cerah sebagai adaptasi terhadap paparan UV yang lebih rendah.
Dengan kata lain, warna kulit menyesuaikan diri terhadap iklim, bukan sebagai identitas utama genetik.
Penutup: Kemiripan yang Menyimpan Jejak Sejarah
Pengamatan sederhana terhadap struktur wajah ternyata bisa membuka tabir sejarah panjang migrasi manusia.
Kemiripan antara wajah orang Toraja dan Vietnam kemungkinan besar bukan kebetulan, tetapi refleksi dari jalur genetik yang saling bersinggungan ribuan tahun lalu.
Dalam konteks antropologi ragawi, kemiripan tersebut bisa menjadi indikator adanya kekerabatan jauh, yang menarik ditelusuri lebih lanjut melalui genetika molekuler dan kajian arkeologi.
Di tengah perbedaan budaya dan bahasa yang luas, ternyata wajah masih menyimpan cerita yang belum selesai diceritakan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.