Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

SULSEL KITA, Bertumbuh atau Tertinggal??!

Sementara itu, pengelolaan negara dan bangsa kita oleh pemerintahan pusat masih berkutat dengan masalah klasik, defisit anggaran.

Editor: Sudirman
Ist
OPINI - H. Ni'matullah, SE, Ak. Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Selatan 

Oleh: H. Ni'matullah, SE, Ak.

Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Selatan

TRIBUN-TIMUR.COM - Perkembangan global yg ditandai menguatnya 3 (tiga) poros utama kekuatan dominan, yaitu USA, Rusia dan China, menunjukkan indikasi kurang kondusif dan tidak ramahnya lagi interaksi antar bangsa ke depan, akan banyak distorsi, bahkan ancaman eksistensi.

Sementara itu, pengelolaan negara dan bangsa kita oleh pemerintahan pusat masih berkutat dengan masalah klasik, defisit anggaran.

Lalu mendorong sejumlah program bombastis dan ambisius, tapi sayangnya, tidak disertai penjelasan yang memadai tentang arah, dan capaian spesifik yang dituju oleh kebijakan-kebijakan tersebut.

Karena itu, situasi kita sudah amat krusial sebagai bangsa, lebih khusus Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai sebuah entitas ekonomi dan politik.

Data BPS terakhir, kita masuk 10 besar Provinsi dengan jumlah orang miskin terbanyak, plus jumlah orang miskin ekstrim yang masih cukup besar.

Di belakang data angka kemiskinan itu, bersembunyi data pengangguran yg makin mengkhawatirkan, di tengah semacam ledakan jumlah pencari kerja yang besar, dengan skill yg random, bukan by design.

Mirisnya, pemerintahan tampak belum punya skema pembukaan lapangan kerja baru yang massif dan terarah, artinya secara nyata, data pengangguran itu juga akan makin bertambah.

Realitas itu, hanya satu dua potret dari indikator hasil pembangunan kita di Sulsel, yang mestinya mendorong kita melakukan evaluasi yang jujur, kemauan berbenah serius, dan menyiapkan rencana yg workable dgn time line jelas. 

Kita patut khawatir, bila penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan pemerintahan di Sulawesi Selatan dilaksanakan business as usual atau biasa-biasa saja, maka kita akan makin tertinggal dan menyesalinya kemudian.

Mari kita cek datanya, coba perhatikan kontribusi sektoral pada PDRB kita dalam 20 - 30 tahun terakhir, tidak banyak berubah secara signifikan, tetap penyumbang terbesar, adalah sektor pertanian, perkebunan dan perikanan secara rata-rata di kisaran 30-40 persen, dan dalan 10 tahun terakhir makin menurun.

Sektor industri cenderung stagnan, tidak bertumbuh besar, sektor jasa juga fluktuatif dan kontribusinya datar, yang lumayan kenaikannya adalah sektor perdagangan besar (retail), hanya saja itu produk konsumsi yang didorong oleh maraknya tumbuh mall serta alfa mart dan indomart (unilever centrum).

Fakta itu ironis dengan situasi, dimana Sulsel pernah dikenal sebagai lumbung kakao, produsen besar cengkeh, produsen udang dan tembakau.

Namun, saat ini, praktis yg masih relatif stabil adalah lumbung padi dan produsen ikan laut mentah, yang lain di atas sudah makin menyusut jumlah hasil produksinya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved