Dinsos-Satpol PP Makassar Razia Manusia Silver dan Anjal Gepeng hingga Dini Hari
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Makassar, Muh Zuhur mengatakan, tidak ada perlawanan dalam penjaringan ini.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dinas Sosial Kota Makassar kembali menjaring manusia silver, anak jalanan, dan gelandangan
Penyisiran dilakukan bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Makassar, Selasa (29/7/2025).
Kali ini, Dinsos turun melakukan patroli malam hari, mulai pukul 20.00 WITA hingga 02.00 WITA dini hari.
Beberapa titik razia yang dilakukan mulai dari lampu lalu lintas Jl Pajjaiang, Daya, hingga simpang lima bandara.
Dari hasil penjaringan itu, tiga manusia silver dan lima gelandangan atau pengemis berhasil ditangkap.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Makassar, Muh Zuhur mengatakan, tidak ada perlawanan dalam penjaringan ini.
Dinsos menyusun strategi di lapangan agar manusia silver tidak melarikan diri saat melihat petugas patroli.
Dinsos telah memasang beberapa personel untuk mengintai pergerakan manusia silver dan sejenisnya.
Baca juga: Bukan Main! 2 Jam di Jalan Manusia Silver di Makassar Raup Rp150 Ribu, Hasilnya Setor ke Orang Tua

Sehingga saat mereka bersembunyi, Dinsos bisa mendeteksi tempat persembunyiannya.
"Kalau mereka lihat kendaraan pasti mereka kabur. Jadi kita ambil strategi bahwa harus ada orang (tim) stand by dulu di sana tanpa diketahui oleh mereka," kata Zuhur.
"Jadi kami sisipkan orang-orang dari dinas sosial untuk berada di luar di tempat itu baru kita datang menjangkau, supaya ada yang melihat pergerakan mereka," sambungnya.
Kata Zuhur, manusia silver dan kawan-kawan juga telah membaca jam operasional petugas yang berjaga di posko.
Karena itu mereka menghindari turun ke jalan pada siang hingga sore hari. Mereka kembali bergerilya usai petugas pulang.
"Siang sampai sore kan ada yang jaga di posko jadi mereka tidak keluar. Nanti setelah itu baru muncul, makanya kita sisir pada malam hari," jelasnya.
Zuhur berharap, manusia silver dan kelompoknya ciut melihat intensitas Pemkot Makassar melakukan penyisiran
Dari hasil asesmen yang dilakukan, delapan manusia silver dan gepeng tersebut tidak bersekolah atau putus sekolah.
Mereka juga rata-rata warga setempat yang sudah terbiasa melakukan aktivitas mengemis di jalan.
Setelah penjaringan tersebut, mereka digelandang ke Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) atau Lingkungan Pondok Sosial (liponsos) Mulia
Sejauh ini Liponsos Mulia telah menampung 38 warga atau klien
Terdiri dari manusia silver, anjal, gepeng, orang terlantar hingga orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ).
Mereka akan dibina selama 3 hingga 10 hari sesuai regulasi.
Dinsos berencana merevisi perwali dengan masa pembinaan satu hingga tiga bulan.
"Sambil kita tunggu ini revisi perwali, kita akan beri mereka pelatihan supaya ada sulit dan bisa beradaptasi dengan lingkungan luar," katanya.
Kepala Dinas Sosial Kota Makassar Andi Bukti Djufrie mengatakan, selain menjaring di lapangan, Dinsos juga menelusuri oknum-oknum yang menjadi otak patologi sosial ini.
Menurutnya, penyelesaian masalah anjal gepeng harus dilakukan dari hulu ke hilir agar maksimal. (*)
Eks Kadinsos Makassar Dituntut 5 Tahun Penjara Atas Dugaan Korupsi Bantuan Covid-19 |
![]() |
---|
100 Anjal hingga ODGJ Bisa Ditampung di Liponsos Mulia Makassar |
![]() |
---|
Bukan Main! 2 Jam di Jalan Manusia Silver di Makassar Raup Rp150 Ribu, Hasilnya Setor ke Orang Tua |
![]() |
---|
Respon Maraknya Manusia Silver dan Pengemis, Pemkot Makassar Dirikan 9 Posko Reaksi Cepat |
![]() |
---|
Satpol PP Makassar Bongkar 30 Lapak Liar di Jl Nikel, Camat Panakkukang: Itu Lokasi Fasum |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.