Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Main Bola di Lapangan Voli, Sosok Yoko Bocah 13 Tahun Asal Luwu Tembus Turnamen Dunia di Denmark

Bocah 13 tahun asal Luwu, Yoko, tembus seleksi 2.300 pemain se-ASEAN. Kini siap bela Barati di Dana Cup 2025, turnamen bergengsi di Denmark.

Facebook Darwisa Daring
DAFFA ALBISYAKIL - Aksi Muh Daffa Albisyakil (13), atau akrab disapa Yoko, asal Desa Gandang Batu, Kecamatan Larompong Selatan, Kabupaten Luwu, saat mengolah si kulit bundar. Yoko terpilih dalam skuad Barati Mendunia untuk mengikuti turnamen sepak bola di Denmark tahun ini. (Sumber: 

Ia dijadwalkan terbang ke Denmark pada 17 Juli mendatang bersama tim Barati Mendunia.

“Dari dulu memang dia suka sekali main bola. Bahkan hanya berlatih di lapangan voli, dia tetap semangat. Seminggu bisa tiga kali ikut latihan di LSS,” ujar Dedi.

Dipilih dari 2.300 Pemain

CEO Barati Mendunia, Krisna Wisnu Marsis, menyebut Daffa lolos dari proses seleksi ketat melibatkan 2.300 pemain dari 120 Sekolah Sepak Bola (SSB), mewakili 14 provinsi dan satu negara ASEAN.

“Dana Cup menjadi ajang pembentukan karakter tangguh, disiplin, dan sportif. Daffa adalah bukti bahwa mimpi besar bisa datang dari desa kecil,” ungkap Krisna dikutip dari laman banggamerahputih.id.

Sebagai informasi, Dana Cup Hjørring merupakan salah satu turnamen usia dini terbesar di Eropa yang diakui UEFA.

Ajang ini akan digelar pada 19 hingga 27 Juli 2025 dan diikuti ribuan pemain muda dari berbagai negara.

Sebelum keberangkatan ke Denmark, Ketua KONI Kabupaten Luwu, Suryanto, mengunjungi langsung keluarga Yoko di Desa Gandang Batu.

Suryanto memberikan apresiasi dan dukungan moral kepada bocah bermain di posisi gelandang itu.

“Kami mendapat informasi bahwa adik kita Muhammad Daffa Albisyakil terpilih mewakili Indonesia dalam turnamen Dana Cup Hjørring 2025. Ia satu-satunya pemain berusia 13 tahun dari Indonesia Timur yang akan tampil di ajang internasional ini. Ini prestasi luar biasa yang patut didukung,” ujar Suryanto.

Suryanto yang akrab disapa Anto menekankan, capaian Yoko menjadi contoh nyata bahwa keterbatasan fasilitas tidak boleh menghalangi prestasi.

“Fasilitas olahraga memang penting, tapi semangat dan ketekunan jauh lebih menentukan. Daffa membuktikan bahwa dari desa terpencil sekalipun, anak-anak bisa meraih mimpi jika gigih berlatih dan punya kemauan kuat,” tambahnya. (*)

Laporan Jurnalis Tribun-Timur.com, Muh Sauki Maulana

 

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved