Haji 2025
'Saya Sudah Tak Kuat Lagi' Kalimat Terakhir Surjana Sebelum Wafat di Bandara Jeddah
“Saya sudah tak kuat lagi,” kata Surjana kepada sahabatnya Hendra Prima sebelum meninggal dunia di Bandara Jeddah, Sabtu (14/6/2025).
Penulis: Mansur AM | Editor: Sukmawati Ibrahim
LAPORAN MEDIA CENTRE HAJI/TRIBUNNEWS.COM/DEWI AGUSTINA
TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Hendra Prima tak menyangka ungkapan 'saya sudah tidak kuat lagi' akan menjadi ucapan terakhir Surjana (82), jemaah haji Kloter JKS 7 kepada dirinya.
Surjana meninggal dunia hanya beberapa jam sebelum kepulangannya ke Tanah Air usai menunaikan ibadah haji 1446 H.
Sabtu (14/6/2025) pagi itu, Hendra masih bersama-sama dengan Surjana.
Mereka bersama ratusan jemaah lainnya berangkat menggunakan bus dari hotel di Makkah menuju Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah.
Hari itu rencananya para jemaah akan kembali ke Tanah Air setelah 40 hari berada di Tanah Suci.
Manusia punya rencana tapi Tuhan berkehendak.
Saat turun dari bus sesampainya di Bandara Jeddah, Surjana mengalami sesak napas.
Dia kemudian diberikan pertolongan oleh tim medis bandara.
Baca juga: Ironi Anisah Pulang Haji, Rumah yang Dirindukan Telah Jadi Abu
Namun takdir berkata lain, Surjana menghembuskan napas terakhirnya di bandara, jelang kepulangannya ke Tanah Air.
Hendra yang selama beberapa waktu menjadi teman sekamar dan juga membantu mendorong kursi roda Surjana tak kuasa menahan kesedihan.
Sambil menahan tangis, Hendra bercerita kalau dia dan Surjana hampir selalu bersama meskipun tak ada ikatan keluarga di antara mereka.
Hendra mengaku mengenal Surjana sejak manasik haji sebelum keberangkatan ke Tanah Suci.
"Selama sekamar di Makkah, bapak Surjana kerap meminta pertolongan. Dan saya membantu bapak Surjana," kata Hendra yang ikhlas membantu Surjana karena dia pun berangkat haji seorang diri.
Selama seminggu terakhir Surjana kata Hendra, sering susah tidur. Setiap malam sering bangun sampai jam 1 atau jam 2 dan mengalami kesulitan bernapas.
Surjana juga sering merasa kelelahan.
"Dan selama seminggu terakhir beliau salatnya selalu tayammum dan duduk di kasur. Memang kondisinya dalam seminggu terakhir sudah agak lemah," katanya.
Begitupun saat aktivitas di kamar mandi, baru sebentar saja Surjana sudah merasa kelelahan.
Hendra bercerita kondisi Surjana mulai menurun setelah puncak haji di Armuzna.
Senin (9/6/2025) setelah rangkaian puncak haji di Armuzna, Surjana terserang batuk diikuti dengan sesak napas.
Tim medis sudah memberinya obat-obatan termasuk sempat beberapa kali diuap.
Namun kondisinya tak juga membaik, sampai akhirnya seluruh jemaah diberangkatkan dari Makkah ke Jeddah untuk pemulangan ke Tanah Air.
Hendra mengenang kali terakhir dirinya bersama Surjana, saat di dalam bus menuju Jeddah mereka duduk bersebelahan.
"Beliau tadi sarapan juga cuman sedikit saat di bus, memang menunya kebetulan bukan selera beliau. Kemudian setelah makan itu, subuh tadi juga sempat minum obat, karena memang ada satu obat yang harus diminum sebelum makan," kata Hendra.
"Terus habis itu turun dari bus, sesak napas, lalu dibawa pakai mobil golf, namun akhirnya tak tertolong," kata dia.
Hendra menyebut beberapa waktu terakhir Surjana sering mengucapkan kata-kata 'saya sudah tidak kuat lagi' kepada dirinya.
Namun Hendra tak pernah menduga sebelumnya bahwa itu sebagai pertanda.
Ini baru disadarinya setelah Surjana meninggal.
"Mungkin ini sebagai pertanda kalau Pak Surjana mau berpulang," kata Hendra sedih.
Sempat Dibawa ke Klinik
Sementara itu Dokter Garna Wibawa, yang juga jemaah Kloter JKS 7 mengatakan, awalnya saat turun dari bus (Makkah menuju Madinah), Surjana sesak napas.
"Jadi pas nyampe (Bandara Jeddah), turun dari bus beliau sudah sesak napas. Memang seminggu sebelum ini beliau sudah batuk demam," kata Garna ditemui Media Center Haji Daker Bandara di Bandara Jeddah, Sabtu (14/6/2025) siang.
Surjana sempat dibaringkan di lantai dan dilakukan tindakan medis oleh tim medis di bandara sembari menunggu mobil ambulans tiba.
"Saya bilang ke dokter, dok ini kayaknya butuh di CPR. Soalnya ini kemungkinan makin berat. Akhirnya Pak Surjana itu dibaringkan ke lantai. Jadi dilakukan CPR oleh tim medis disini," jelasnya.
"Gak lama datang, dinaikkan ke ambulan. Sambil di CPR, kemudian dibawa ke klinik.
Setelah kira-kira 14 menit kemudian saya dikabari bahwa bapak sudah meninggal," kata dia.
Menurut Garna, Surjana beribabadah haji seorang diri tanpa didampingi keluarga.
Saat awal keberangkatan kondisinya normal, namun usai menjalani rangkaian ibadah di Armuzna kondisi Surjana mulai menurun.
Ketika beribadah haji pun, sebagian besar ibadah Surjana dibadalkan dengan jemaah lain karena kondisinya tidak baik.
"Kalau yang sunah-sunah Pak Surjana gak pernah ikut. Waktu di Mina pun, lepas umrah, selalu dibadalkan. Jadi beliaunya di tenda, dibadalkan oleh jamah yang lain. Itu memang karena beliau tidak kuat. Apalagi kan dari tenda Mina itu kan turunnya pakai tangga jauh. Beliau gak sanggup. Jadi selalu dibadalkan," jelasnya.
"Waktu ibadah pun sama. Jadi didorong ke kursi roda. Tapi beliau sehat, ngobrol, segala macam. Cuma memang mengeluh, datuk, lemas dan sesak napas," katanya.
Garna mengatakan pihaknya juga sudah menghubungi keluarga Surjana untuk menyampaikan berita duka tersebut.
Sementara itu koper dan barang-barang milik Surjana akan dikembalikan kepada keluarganya.
Sakiyah Pulang Tanpa Suami
Sebelumnya, Rabu (11/6/2025), seorang jemaah haji Kloter LOP 01 Embarkasi Lombok, Pasah Suki (75) meninggal dunia beberapa jam jelang kepulangan ke Tanah Air.
Suami dari Sakiyah Imuk (65) ini meninggal di dalam bus perjalanan dari Makkah menuju Bandara Pangeran Mohammad Bin Abdulaziz, Madinah, Rabu (11/6/2025) dini hari Waktu Arab Saudi (WAS).
Sakiyah yang seharusnya hari itu pulang bersama suami tercinta, akhirnya pulang sendirian bersama dengan ratusan jemaah lainnya.
Sakiyah mengaku sempat memeluk suaminya sebelum meninggal dunia di bus.
Sakiyah kini telah mengikhlaskan kepergian suaminya.
Dia rela pulang ke tanah air seorang diri tanpa suami tercinta.
Dia berharap agar suaminya mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.
"Doakan suami saya ya," ujarnya pelan.
"Saya sangat sedih karena sudah mau kembali ke kampung lantas ia meninggalkan saya. Dengan siapa lagi saya nanti di sana," kata Sakiyah sedih. (Media Center Haji/MCH 2025/TRIBUNNEWS.COM/Dewi Agustina)
Menag Nasaruddin Umar Minta Maaf atas Layanan Haji 2025 |
![]() |
---|
Foto-foto Kloter Terakhir Jamaah Haji Tinggalkan Madinah, Petugas: Semoga Mabrur Semua |
![]() |
---|
Cerita Jamaah Haji Jalan Kaki dari Musdalifah ke Mina Sejauh 3 KM saat Suhu 48 Derajat |
![]() |
---|
Wakil Bupati Jemput 360 Jemaah Haji Asal Wajo di Asrama Haji Sudiang |
![]() |
---|
'Tukang Bubur Naik Haji' Asal Pomala Berat Tinggalkan Tanah Suci, Tiba 7 Juli di Makassar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.