Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2025

Menag Nasaruddin Umar Minta Maaf atas Layanan Haji 2025

Menteri Agama Nasaruddin Umar sampaikan permohonan maaf usai haji 2025. Sikap ini dinilai sebagai keteladanan dalam 75 tahun Kemenag kelola haji.

HUMAS ISTIQLAL
HAJI 2025 - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan permohonan maaf usai penyelenggaraan ibadah haji 2025. Ia akui masih ada kekurangan layanan. 

TRIBUN-TIMUR.COM – Usai berakhirnya penyelenggaraan ibadah haji 2025, Menteri Agama Republik Indonesia, Prof Nasaruddin Umar, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada seluruh jemaah haji Indonesia.

Permintaan maaf tersebut menjadi perhatian publik sekaligus simbol keteladanan kepemimpinan seorang ulama dan negarawan rendah hati.

Dalam pernyataannya, Nasaruddin mengakui masih ada kekurangan dalam layanan haji, meskipun pelaksanaannya secara umum berjalan lancar.

“Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh jemaah atas segala kekurangan selama pelaksanaan ibadah haji tahun ini,” ujarnya dalam keterangan resmi diterima tribun, Kamis (17/7/2025). 

Pernyataan itu disampaikan dengan penuh kelembutan dan ketulusan. 

Gaya komunikasinya Sejuk mencerminkan karakter pribadi beliau menenangkan.

Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal dan cendekiawan muslim terkemuka, Nasaruddin dikenal luas karena kecerdasan intelektual yang berpadu dengan kedalaman spiritual.

Kepemimpinannya di Kementerian Agama memberi warna baru dalam birokrasi keagamaan lebih humanis dan inklusif.

Baca juga: Amirul Hajj Nasaruddin Umar Minta Doa agar Armuzna Berjalan Lancar

Permintaan maaf tersebut juga menjadi refleksi atas 75 tahun perjalanan Kementerian Agama dalam mengelola penyelenggaraan ibadah haji.

Selama itu, pelaksanaan haji telah menjadi tugas negara yang sangat kompleks, mencakup aspek logistik, diplomasi, hingga pelayanan umat.

Di tengah segala tantangan, sikap Nasaruddin memperlihatkan bahwa keberanian meminta maaf bukan kelemahan, tapi bentuk tanggung jawab dan kedewasaan moral.

Ia tampil sebagai pemimpin bersedia mendengar, merangkul, dan tidak segan mengakui kekurangan institusi yang dipimpinnya.

Sebagai ulama yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan kedamaian, Nasaruddin menyampaikan pesan bahwa ibadah haji bukan sekadar urusan teknis, tapi juga menyangkut keadilan dan ketulusan pelayanan kepada umat.

Dengan ketulusan tersebut, publik melihatnya bukan hanya sebagai Menteri Agama, tetapi juga pemimpin umat menjunjung tinggi amanah dan etika spiritual.

Sebuah keteladanan yang layak diapresiasi dan bisa menjadi panutan dalam kepemimpinan nasional. (*)

 

 
 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved