Sekolah Rakyat BPSDM Sulsel Sudah Dapat 124 Siswa, Dinsos: Sisa 26 Lagi
Diantaranya ada di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Persiapan sekolah rakyat terus dikebut jelang tahun ajaran baru 2025/2026.
Di Sulawesi Selatan (Sulsel) ada sejumlah gedung yang disiapkan menjadi sekolah rakyat.
Diantaranya ada di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel.
Khusus Gedung BPSDM Sulsel, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sulsel Abdul Malik Faisal menyebut proses rekrutmen siswa sedang berjalan.
"Kebetulan tanggungjawab kami gedung BPSDM 150 siswa kita cari, sekarang sudah ada 124 siswa. Tinggal 26 lagi," jelas Kepala Dinsos Sulsel Abdul Malik di ruang kerjanya pada Kamis (5/6/2025).
Terkait perekrutannya, Abdul Malik menjelaskan ada integrasi antara Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) ke Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Data tersebut sudah memuat daftar keluarga miskin dan miskin ekstrim se-Indonesia, termasuk Sulsel.
Sasaran pertama sekolah rakyat pada anak yang terdaftar di desil 1 data tersebut.
"Kalau desil 1 habis, baru kita masuk desil 2. Proses rekrutmen panjang perjalanannya," jelas Abdul Malik.
Selain menerima laporan 24 Kabupaten/Kota, Dinsos Sulsel juga turun lapangan ke rumah-rumah.
Sebab dilakukan assessment lapangan untuk melihat kondisi nyata keluarga miskin yang terdaftar.
"Kita wawancara anaknya, orang tuanya, sekalian lihat kondisi terkini. Setelah rampung nanti diumumkan calon sementara," katanya.
Abdul Malik menilai program ini sebagai intervensi memberantas kemiskinan.
Pemerintah disebutnya tidak ingin tiap keluarga tidak mampu mewariskan kemiskinan kepada anaknya.
"Sekolah rakyat tujuannya berikan sarana dan fasilitas ke anak-anak keluraga tidak mampu, bisa dapat pendidikan berkualitas. Sama yang didapatkan anak-anak dari kelurga mampu," sambungnya.
Selama ini, banyak anak-anak yang tidak mendapat layanan pendidikan.
Banyak anak-anak yang harus bergelut dengan aktivitas mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Sehingga waktu mendapat pendidikan berkurang, bahkan ada memilih tidak bersekolah.
"Makanya dibuka sekolah rakyat yang full boarding school semua anak sekolah dan tinggal di asrama. Tidak ada yang pulang ke rumah, jadi mereka itu sekolah mendapatkan training, latihan, pelatihan didapatkan disekolah," ujarnya.
Konsep Boarding School diterapkan agar anak-anak bisa fokus pada pendidikannya.
Mereka dipastikan mendapat kualitas pendidikan layak dengan tenaga pengajar dan fasilitas yang layak pula.
Abdul Malik menargetkan sekolah rakyat mulai pada Juli mendatang. Waktu ini bertepatan dengan tahun ajar 2025/2026.
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz
Wahdania, RW yang Tak Tinggal Diam Saat Warganya Kehilangan Bansos |
![]() |
---|
153 Lurah di Makassar Bakal Dikarantina di Malino, Atur Strategi Hadapi Pemilihan RT |
![]() |
---|
Korupsi Proyek Jalan, Mantan Pejabat Pemprov Sulsel Divonis 1,5 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Artis Nirina Zubir Bakal Ikut Lari di Kalla Youth Fest X Kalla Run 2025 |
![]() |
---|
Tertangkap Usai Viral di CCTV, Jambret iPhone di Makassar Terancam 12 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.