Tribun RT RW
153 Lurah di Makassar Bakal Dikarantina di Malino, Atur Strategi Hadapi Pemilihan RT
Kepala BKPSDMD Makassar, Kamelia Thamrin Tantu, mengatakan retret ini bertujuan memperkuat kepemimpinan lurah sebagai ujung tombak pelayanan publik
Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM - Sebanyak 153 lurah se-Kota Makassar akan mengikuti kegiatan retret kepemimpinan yang digelar selama tiga hari, mulai Jumat hingga Minggu, 10–12 Oktober 2025, di kawasan Malino, Kabupaten Gowa.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Badan Kepegawaian dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Daerah (BKPSDMD) Kota Makassar sebagai bagian dari pembinaan mental dan peningkatan integritas aparatur kelurahan.
Kepala BKPSDMD Makassar, Kamelia Thamrin Tantu, mengatakan retret ini bertujuan memperkuat kepemimpinan lurah sebagai ujung tombak pelayanan publik sekaligus menyusun strategi dalam menghadapi tantangan pelayanan ke depan.
“Kami menggelar retret kepemimpinan untuk memperkuat integritas dan komitmen pelayanan publik para lurah,” ujar Kamelia, Selasa (7/10/2025).
Selain sebagai sarana membangun kebersamaan dan refleksi diri, kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai penguatan karakter kepemimpinan terutama bagi para lurah baru yang belum lama dilantik.
Kegiatan ini mencakup sesi pembinaan, diskusi strategis, serta pengembangan kapasitas kepemimpinan yang intensif.
"Lurah adalah ujung tombak pelayanan pemerintah di lapangan. Harapannya, melalui retret ini, lahir semangat baru, komitmen baru, dan niat tulus untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," ungkapnya.
Selama kegiatan, para lurah akan menjalani karantina dan mengikuti sejumlah agenda, termasuk sesi materi dari pimpinan daerah.
Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, dijadwalkan menyampaikan materi pada Jumat malam, sementara Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, akan hadir memberikan pembekalan pada Sabtu malam.
Salah satu agenda penting dalam retret ini adalah kunjungan ke lokasi urban farming di Malino.
Para lurah diajak meninjau kebun sayur untuk belajar langsung praktik pertanian perkotaan yang telah diterapkan secara produktif di daerah tersebut.
"Ini bagian dari edukasi lapangan agar para lurah bisa mengadopsi konsep urban farming sesuai program prioritas Pemerintah Kota Makassar, dan menerapkannya di wilayah masing-masing," tambah Kamelia.
Namun, tantangan besar menanti para lurah usai mengikuti retret. Mereka akan langsung dihadapkan pada agenda penting, yakni pelaksanaan pemilihan ketua RT (Rukun Tetangga) di wilayah masing-masing.
Proses ini menjadi bagian dari penataan kelembagaan masyarakat sekaligus memperkuat partisipasi warga dalam pemerintahan di tingkat bawah.
"Setelah retret, para lurah akan kembali ke wilayahnya untuk mempersiapkan dan mengawal pelaksanaan pemilihan RT. Ini momen penting karena ketua RT adalah mitra lurah dalam menjangkau langsung kebutuhan dan pelayanan masyarakat," jelas Kamelia.
Ketua RT Perempuan di Batua Sukses Sulap Sampah Dapur Jadi 'Cuan' |
![]() |
---|
Dermaga Jadi Tempat Mediasi Warga, Ketua RW Kodingareng Minta Posko Khusus |
![]() |
---|
Bangun Budaya Taat Hukum dari Lorong Kota, Pemkot Makassar Libatkan Pjs RT/RW Edukasi Warga |
![]() |
---|
Sabir Dolo, Buruh Harian yang Ubah Lorong Jadi Contoh Pengelolaan Sampah di Makassar |
![]() |
---|
Lurah Batua Ajak RT RW Kolaborasi Bersihkan dan Amankan Lingkungan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.