Opini
Epos La Galigo dan Indonesia yang kehilangan “ Rumah Kecil”
La Galigo tak hanya sebagai mitos penciptaan manusia namun pada kisah selanjutnya menjadi simbol kehidupan yang memiliki keyakinan kuat
Rumah-rumah kecil itu berbondong-bondong memasuki rumah besar yang namanya Indonesia. Yang semakin lama semakin sesak, namun di sisi lain kehilangan identitas dan jati diri kebangsaan tadi karena kekayaan nilai-nilai budaya lokal tadi tidak ikut dan tumbuh dalam rumah besar
Rumah besar itu kini semakin sesak, pembangunan demokrasinya ibaratnya hanya prosedural melahirkan pemimpin , saling sikut seolah-olah semua orang ingin jadi pemimpin,korupsi serupa benang kusut, cita-cita keadilan seakan akan hanya slogan semata.
Rumah besar yang mendidik masyarakatnya menjadi pemarah dan pendendam yang kehilangan tepa selira dan lemah lembut dalam bertutur
Jika Jepang dalam menyambut era modernisasi dengan menggantung samurai , akan tetapi jiwa rasa malu, kejujuran,keberanian dan etos petarung samurai tetap melekat bagi anak dan cucunya sehingga sistem sosial yang mereka bangun semodern bagaimanapun tetap memiliki karakteristik dan identitas yang tidak punah
Indonesia yang kehilangan rumah kecil itu bagi prof Nurhayati seharusnya menjadi catatan untuk mengambil langkah positif berupa pencangkokan nilai-nilai seperti nilai epos La Galigo dalam pikiran dan tindakan para anak muda Indonesia
Etos yang muasal dari rumah kecil sejatinya tidak boleh putus sebagai keberlangsungan etos kebangsaan yang bernama Indonesia. Etos dari Epos La Galigo yang di akui oleh dunia sebagai sebuah maha karya yang Indah.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/ambo-asse.jpg)