Opini Mahmud Suyuti
Tarhib Ramadan Sebagai Implementasi Kesalehan
Rukyatul Hilal dilaksanakan oleh pemerintah melalui Kementerian Agama hari ini (Jumat/28/02) menjelang Magrib.
Marhaban searti dengan ahlan wa sahlan yang dalam bahasa Arab diartikan selamat datang. Walaupun keduanya berarti selamat datang, tetapi penggunannya berbeda.
Umat Islam tidak menggunakan ahlan wa sahlan untuk menyambut datangnya Ramadan, melainkan Marhaban ya Ramadan sebab marhaban adalah kata seru untuk menyambut atau menghormati tamu yang akan datang searti dengan kata ahlan.
Arti dasar ahlan adalah keluarga sedangkan marhaban berarti luas atau lapang. Karena Ramadan adalah bulan, bukan keluarga, maka penggunaan kata ahlan tidak tepat digunakan menyambut Ramadan.
Digunakan kata marhaban di sini karena diharapkan seseorang lapang dan khusyu dalam menjalankan puasa maupun ibadah-ibadah lainnya sehingga ia meraih takwa sebagai yang disebutkan dalam QS. al-Baqarah/2: 183.
Implementasi Marhaban ya Ramadan adalah taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah) dengan cara memperbanyak amal saleh sebab saat Ramadan tiba, umat Islam rajin ke mesjid salat berjama'ah terutama tarawih, banyak mendengarkan tausiyah keagamaan melalui ceramah, di luar Ramadan tidak demikian halnya.
Amaliah Ramadan
Selain berpuasa, amalan yang hendaknya dirutinkan pada bulan Ramadan adalah seoptimal mungkin berzikir dan mengucapkan kalimat pujian sebanyak-banyaknya, menahan lidah dari kata-kata yang buruk, menghindari dusta, caci maki, mengumpat, menggunjing dan semacamnya.
Amalan lain adalah makan sahur lebih baik karena mengandung beberapa aspek pendidikan, yakni melatih kita untuk bangun dipertiga malam terakhir sebagai waktu yang paling utama salat malam dan dan berdoa kepada Allah swt.
Makan sahur terdapat berkah, setidaknya tambahan cadangan energi dengan kondisi badan tidak lemah sehingga aktivitas keseharian tetap berjalan.
Segera berbuka, yakni berbuka tepat waktu, jangan telat apalagi mengulur-ulur waktu sebagai latihan kedisiplinan.
Rasulullah dalam sebuah hadis qudsi bersabda bahwa Allah swt berfirman, hamba-Ku yang lebih Aku sukai ialah yang lebih cepat berbuka.
Amalan lain yang sangat urgen adalah banyak tadarrus, membaca Al-Qur’an, yakni khatam Al-Qur’an atau menammatkan bacaan Al-Qur’an 30 juz di bulan Ramadan.
Implementasi amaliah tersebut sebagai implikasi dari tarhib Ramadan, menjadikan seorang mukmin dan muttaqin setelah keluar dari Ramadan terhimpun nilai-nilai religius pada dirinya.
Sehingga terbentuknya empat kesalehan utama, yaitu kesalehan spiritual imaniyah, kesalehan ritual ubudiyah, kesalehan sosial muamalah, dan kesalehan moral akhlakiyah.
Kesalehan spiritual-imaniyah tercermin pada sikap konsisten melaksanakan ibadah puasa. Setelah Ramadan konsistensi tersebut berlanjut untuk merutinkan puasa sunnah senin dan kamis.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.