Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Resensi Buku Sang Pembebas

Novel Sejarah Sang Pembebas Karya Halilintar Lathief: Semiotika di Balik Kisah Arung Palakka

Frasa "Sang Pembebas" tidak hanya bermakna memerdekakan masyarakat Bugis dari penguasaan Suku Makassar. Akan tetapi, semiotika "Sang Pembebas" …

|
Editor: AS Kambie
dok.tribun
Pembedah, penulis, dan peserta Bedah Buku Arung Palakka Sang Pembebas di Sekolah Tinggi Filsafat dan Theologia Indonesia Timur (STFT Intim) Jalan Baji Dakka No 7 Makassar, Kamis, 20 Februari 2025. Hadir Ketua STFT INTIM di Makassar Pendera Lidya K Tandirerung, Budayawan seperti Yudhistira Sukatanya, Wanua Tangke, Muh Isra DS, dan Abdul Hamid Tenro Petta Gassing. 

Oleh: Andi Mahrus Andis

Kritikus Sastra dan Budayawan Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM - Bedah buku Sang Pembebas karya Halilintar Lathief digelar di Sekolah Tinggi Filsafat dan Theologia Indonesia Timur (STFT Intim) Jalan  Baji Dakka No 7 Makassar, Kamis, 20 Februari 2025.

Hadir Ketua STFT INTIM di Makassar Pendera Lidya K Tandirerung,  Budayawan seperti Yudhistira Sukatanya, Wanua Tangke, Muh Isra DS, dan Abdul Hamid Tenro Petta Gassing.

I. Pembuka

Tulisan saya berjudul "Arung Palakka Pemersatu Bugis-Makassar", Jumat 21 Februari 2025, mengungkap sisi referensial ketokohan Arung Palakka sebagai pejuang kemanusiaan. 

Esensi ketokohan tersebut dipaparkan secara kronologis, oleh pengarang, sejak La Tenritatta berusia kanak-kanak dan dibesarkan di lingkungan Kerajaan Gowa hingga menjelang akhir hayatnya di tahun 1696 dalam usia 61 tahun.

Sebagai bentuk karya sastra, novel ini bukanlah buku sejarah. Namun nilai-nilai kesejarahan, khususnya menyangkut kiprah Arung Palakka dalam pembebasan pekerja paksa, Perang Makassar dan Perjanjian Bongaya(1667), dapat kita cerna di balik semiotika cerita ini.

II.  Arung Palakka di Balik Semiotika

Dalam kajian sastra, dikenal berbagai pendekatan atau teori untuk menganalisis makna-makna tersirat di balik sebuah kisah. 

Salah satu teori yang sangat populer saat ini ialah Trikotomi Analisis Semiotika dari Charles Sanders Pierce (1839-1914), seorang filsuf bahasa asal Amerika. Pierce membagi tiga unsur semiotika yaitu: ikonisitas (pemiripan), indeksikalitas (petunjukan) dan simbolisitas (perlambangan).

Secara konvensional, struktur novel terdiri dari dua unsur pokok yakni: intrinsik dan ekstrinsik. Atau hal ini sering pula disebut struktur fisik, batin dan referensial. Intrinsik, berkaitan dengan bentuk dan isi suatu karya. 

Sedang ekstrinsik adalah ideologi, filsafat, sudut pandang atau referensial pengarang yang memiliki relasi kausalitas terhadap isi cerita.

Struktur Novel Sejarah "Sang Pembebas" dapat ditinjau secara intrinsik melalui pendekatan semiotika seperti berikut.

A. Tema

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Rusuh

 

Rusuh

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved