Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

FGD Rabat Anggaran di Sulsel

Guru Besar Unhas Minta Kepala Daerah Terpilih di Sulsel Ubah Mindset Penggunaan Anggaran

Seperti perjalanan dinas tidak terlalu banyak, pergantian peralatan kantor yang tidak perlu, biaya operasional perkantoran, untuk rapat yang tidak per

|
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Alfian
Tribun-Timur.com/Kaswadi Anwar
FGD TRIBUN - Guru Besar Ilmu Ekonomi Keuangan Negara/Publik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Prof Abdul Hamid Paddu (kiri) saat hadir sebagai narasumber di FGD Tribun Timur dengan tema Menakar Dampak Rabat Anggaran Terhadap Bisnis dan Ekonomi Sulsel di lobby Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih 430, Kelurahan Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, Selasa (18/2/2025). Prof Abdul Hamid Paddu meminta kepada daerah terpilih di Sulsel untuk ubah mindset dalam penggunaan anggaran. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sebanyak 23 kepala daerah terpilih di Sulawesi Selatan (Sulsel) akan dilantik pada Kamis (20/2/2025).

Terdiri satu pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur, dua Paslon wali kota dan wakil wali kota serta 20 Paslon bupati dan wakil bupati.

Tantangan pun menanti para kepala daerah. Pasalnya, pemerintah pusat memangkas transfer ke daerah (TKD) senilai Rp 50,59 triliun. 

Hal itu tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2025.

Guru Besar Ilmu Ekonomi Keuangan Negara/Ekonomi Publik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Prof Abdul Hamid Paddu meminta para kepala daerah untuk mengubah pola pikir dalam menggunakan anggaran.

Ia menyebut, anggaran dimiliki harus diarahkan ke sesuatu hal yang menghasilkan untuk kepentingan rakyat dan pembangunan.

Sementara pembiayaan yang tidak menghasilkan itu dipangkas.

Seperti perjalanan dinas tidak terlalu banyak, pergantian peralatan kantor yang tidak perlu, biaya operasional perkantoran, untuk rapat yang tidak perlu.

Mari bekerja untuk melaksanakan pembangunan. 

"Itu yang sering orang katakan lemak-lemak, jadi dikurangi lemaknya, hal yang tidak penting. Jadi mindset untuk bagaimana menggunakan anggaran pemerintah seperlunya seadanya yang  bisa menghasilkan yang terbaik," terangnya saat ditemui usai Focus Group Discussion (FGD) Tribun Timur di lobby Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih 430, Kelurahan Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, Selasa (18/2/2025). 

Prof Hamid melanjutkan, kepala daerah di Sulsel harus berpikir reinventing government atau mewirausahakan birokrasi.

Sifat-sifat swasta yang efisien dimasukkan ke pemerintahan. Hal ini sangat dibutuhkan oleh pemerintah daerah dan pimpinan daerah.

Termasuk ke unit di bawah pemerintah daerah, seperti BUMD.

"Birokrasi tidak berpikir boros, makanya penting terapkan sifat swasta," sebutnya.

Prof Hamid pun optimis meski ada pemangkasan anggaran pertumbuhan ekonomi di Sulsel tetap bisa tinggi.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved