Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Viral, Cerita Nenek di Luwu Hidup Sendirian, Simpan Uang Tunai Ratusan Juta di Rumah

Nenek bernama Indottang itu semasa hidup tinggal seorang diri hingga akhirnya meninggal dunia akibat sakit setelah jatuh terpeleset.

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/MUH SAUKI
NENEK INDOTTANG. Kisah seorang nenek asal Desa Langkidi, Kecamatan Bajo, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, menjadi perbincangan setelah diketahui menyimpan tabungan ratusan juta rupiah di rumahnya. Ditemukan uang ratusan juta, emas dan deposito bank yang disimpan di sebuah peti kecil. (Sumber: akun X (Twitter) @kegblgnunfaedh)   

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Kisah seorang nenek asal Desa Langkidi, Kecamatan Bajo, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, menjadi perbincangan setelah diketahui menyimpan tabungan ratusan juta rupiah di rumahnya.

Nenek bernama Indottang itu semasa hidup tinggal seorang diri hingga akhirnya meninggal dunia akibat sakit setelah jatuh terpeleset.

Ia sempat mendapatkan perawatan di RSUD Batara Guru sebelum akhirnya kondisi tubuhnya drop.

"Almarhumah meninggal dunia sekitar empat hari lalu karena terjatuh. Sempat dibawa ke rumah sakit," ujar Bhabinkamtibmas Polsek Bajo, Aiptu Fahmi, Jumat (7/2/2025).

Kisah Indottang menjadi viral setelah dibagikan akun X (Twitter) @kegblgnunfaedh.

Pasalnya, setelah ia wafat, pihak keluarga menemukan tabungan dalam jumlah besar yang selama ini disimpannya di rumah.

Dalam video amatir, dari hasil perhitungan ditemukan uang tunai sebesar Rp309.850.000.

Hidup Sederhana, Menabung dari Hasil Bertani

Indottang diketahui hidup sebatang kara karena saudara-saudaranya telah lebih dulu meninggal dunia.

Satu-satunya kerabat terdekatnya saat ini adalah sepupu satu kali.

"Karena almarhumah tinggal sendiri, tidak ada saudaranya yang masih hidup. Yang ada sekarang hanya sepupu satu kalinya," jelas Camat Bajo, Nurhidayah, saat dikonfirmasi TribunLuwu.com.

Yang mengejutkan banyak orang, Indottang ternyata menyimpan uang ratusan juta rupiah di dalam sebuah peti kayu berukuran kecil.

Kata Nurhidayah, selama hidup, nenek Indottang bekerja sebagai petani.

Informasi menyebut, mendiang alamrhumah juga berjualan buah-buahan di pasar, seperti pisang, mangga, kelapa, dan jambu.

Meski usianya sudah lanjut, Indottang tetap rutin ke pasar, terkadang berjalan kaki atau naik ojek sepulang berjualan.

"Almarhumah bukan ASN, beliau bertani. Hasil pertaniannya selalu disimpan. Begitulah orang tua dulu, lebih memilih menabung daripada berbelanja," kata Nurhidayah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, total harta peninggalan Indottang diperkirakan mencapai lebih dari Rp300 juta dalam bentuk uang tunai.

Belum termauk emas, dan deposito di bank yang semua disimpan rapi di dalam peti yang ditemukan di rumah nenek Indottang.

"Dari yang dihitung keluarga, uang tunainya saja sekitar Rp300 juta, belum termasuk emas dan deposito di bank yang juga mencapai ratusan juta," ungkapnya.

Kini, seluruh harta peninggalan Indottang dikelola oleh keluarganya.

"Sekarang, semua aset almarhumah ditangani oleh keluarga terdekatnya, termasuk uang dan emas yang disimpan," pungkas Nurhidayah.

 

 

Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved