Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Mubha Kahar Muang

Thailand Negara yang Tidak Pernah Dijajah Bangsa Eropa

Navarro mengawali hadirnya pebisnis Yahudi di Thailand disusul kelompok-kelompok Yahudi dari berbagai negara jadi kekuatan awal perekonomian Thailand

Editor: AS Kambie
zoom-inlihat foto Thailand Negara yang  Tidak Pernah Dijajah Bangsa Eropa
dok.tribun
Mubha Kahar Muang, Anggota FKP DPR RI 1987-1992-1997-1998

Kehadiran Yahudi di Thailand diawali oleh Abraham Navarro penerjemah bahasa Inggris untuk East India Company tercatat sebagai orang Yahudi pertama yang tinggal di Thailand, disusul kemudian dengan pedagang Yahudi lainnya yang melakukan perdagangan di kawasan Asia. 

Pemerintah Thailand sejak dulu sudah terbuka kepada bangsa Yahudi. Hal ini terbukti bahwa sejak tahun 1601 pedagang Yahudi dilaporkan sudah mendirikan sinagoga, rumah peribadatan Yahudi, di wilayah Kerajaan Ayutthaya.

Pada 1890, keluarga Yahudi Eropa juga telah mulai menetap di Bangkok, antara lain keluarga Rosenberg yang mendirikan hotel modern pertama di Bangkok. Yahudi Rusia dari Harbin yang melarikan diri dari diskriminasi Soviet, tiba di Thailand tahun 1920. Termasuk Haim Gerson pengusaha yang sangat terkenal di Thailand dan memimpin komunitas Yahudi selama beberapa dekade. 

Pada 1930, sebanyak 120 orang Yahudi dari Jerman yang melarikan diri dari Nazi menetap di Thailand. Selama Perang Dunia II beberapa keluarga Yahudi tiba dari Suriah dan Lebanon. Yahudi dari Amerika, Irak, Afganistan dan Iran tiba di Thailand antara 1950-1960. 

Tahun 1970-an banyak keluarga Israel bermigrasi ke Thailand, menyusul tentara Yahudi Amerika ketika Perang Vietnam, untuk kemudian menetap dan mencari peluang bisnis.

Thailand, negara yang luasnya 513.120 km2 atau 27 persen dari luas daratan Indonesia, pernah membuat panik seluruh Asia Timur. Bahkan seluruh dunia seakan runtuh karena penularan krisis keuangan yang terjadi pada Juli 1997. Krisis di Thailand yang dikenal dengan nama krisis Tom Yam Gung adalah krisis yang bermula dari tertekannya nilai tukar bath terhadap mata uang dollar AS. Pemerintah Thailand mengeluarkan kebijakan mengembangkan bath sehingga Thailand menanggung beban utang luar negeri yang besar sampai-sampai negara ini dapat dinyatakan bangkrut sebelum nilai mata uangnya jatuh. 

Ketika krisis ini menyebar, nilai mata uang di sebagian besar Asia Tenggara dan Jepang ikut turun, demikian pula dengan bursa saham. Nilai aset lainnya serta utang luar negeri swasta naik drastis. Indonesia, Korea Selatan dan Thailand adalah negara yang terkena dampak krisis terparah. 

Teknokrat dipandang sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dan dipersalahkan atas terjadinya krisis ekonomi di Thailand, khususnya mereka yang berada di Bank Sentral Thailand

Krisis Ekonomi 1977 menunjukkan lemahnya kemampuan Bank Sentral Thailand mengantisipasi apresiasi nilai tukar bath terhadap dollar AS. Ketidakmampuan pemerintah yang berkuasa ketika itu untuk mengambil langkah mengatasi krisis ekonomi mengakibatkan tuntutan masyarakat agar PM Chavalit Yongchaiyudh mengundurkan diri.

Sikap perdana menteri baru PM Chuan Leek Pai yang begitu patuh terhadap program perbaikan ekonomi Dana Moneter Internasional (IMF), melahirkan kritik bahwa PM Chuan adalah a good student of IMF. Namun bagi Chuan, bersikap patuh tersebut justru positif karena pinjaman dari IMF tersebut harus dialokasikan sesuai dengan program IMF. Pendirian tersebut pada akhirnya melahirkan reaksi positif yaitu meningkatnya kepercayaan rakyat terhadap perkembangan ekonomi domestik Thailand

Navarro, yang mengawali hadirnya pebisnis Yahudi di Thailand disusul dengan kelompok-

kelompok Yahudi dari berbagai negara lainnya, dapat dikatakan menjadi kekuatan awal perekonomian Thailand

Mereka pula yang menginspirasi pemerintah Thailand untuk fokus kepada pertanian. Israel memang dikenal dengan pertanian paling modern di dunia. Thailand akhirnya memang dikenal sebagai pengekspor buah-buahan bukan hanya di Asia Tenggara tetapi ke berbagai negara di dunia, termasuk tentu sukses menjadikan durian monthong mendunia.(*)

 (2025)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved