Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Uang Palsu di UIN

Ternyata Annar Bukan Hanya Pemodal Uang Palsu UIN Alauddin, Polda Sulsel Ungkap Peran Penting Lain

Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan menjelaskan, Annar, yang sebelumnya telah diperiksa secara maraton di Polres Gowa, telah ditetapkan sebagai tersang

|
Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
Annar Salahuddin Sampetoding memiliki peran penting dalam percetakan dan peredaran uang palsu di Sulawesi Selatan. 

Ia menegaskan bahwa komunikasi tersangka dibatasi untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan.

Namun, pihaknya optimistis ASS akan kooperatif dalam proses hukum.

"Untuk saat ini, kami belum ada kekhawatiran terkait barang bukti, karena penyidik yakin bukti yang ada sudah lengkap. Yang bersangkutan juga datang memberikan keterangan, jadi kami yakin dia akan kooperatif," tambahnya.

Annar, sebut dia, syok dan drop usai ditetapkan sebagai tersangka.

Sebelumnya juga, penyakit Annar kambuh setelah mengetahui dirinya disebut terlibat dalam sindikat uang palsu.

Hal tersebutlah, kata Rheonald, menjadi alasan Annar tidak memenuhi panggilan pemeriksaan pertama pada Senin lalu. (*)

Satu DPO Ditangkap

Dalam perkembangan terbaru, Satreskrim Polres Gowa berhasil meringkus satu tersangka yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar.

Tersangka yang telah ditangkap berinisial AR. Sehingga total tersangka sindikat uang palsu berjumlah 19 orang.

Rheonald mengatakan, dengan ditangkapnya salah seorang DPO tersebut, saat ini menyisakan dua orang yang masih dalam pencarian polisi.

"Jadi, DPO saat ini sisa dua orang," ucap mantan Kasat Reskrim Polrestabes Makassar ini.

Biayai Pembuatan Uang Palsu

Annar disebut sebagai donatur pembuatan uang palsu di UIN Alauddin dan Jl Sunu Makassar.

Sebagai pengusaha, Annar mengirimkan uang ke salah seorang tersangka, Syahruna, melalui perantara tersangka lainnya, Jhon Biliater, yang merupakan orang terdekat Annar

Uang itu kemudian digunakan untuk membeli bahan baku pembuatan uang palsu, termasuk mesin cetak yang didatangkan dari China seharga Rp600 juta.

Mesin cetak itu kini disita oleh penyidik Polres Gowa dan dijadikan sebagai barang bukti.

Mesin itu sebelumnya ditempatkan di salah satu ruang di Gedung Perpustakaan UIN Alauddin, Makassar.

Agar tidak mencurigakan, para tersangka memasang styrofoam di sekeliling ruangan agar suara yang keluar dari aktivitas pencetakan uang palsu tidak terdengar sampai ke luar ruangan. (*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved