Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Uang Palsu di UIN

Satpam Sempat Adang Andi Ibrahim Bawa Mesin Uang Palsu Masuk Kampus, Dalih Cetak Buku

Upaya Andi Ibrahim membawa masuk mesin pencetak uang palsu ke dalam kampus sempat dicegat satpam kampus

|
Editor: Ari Maryadi
Muhammad Abdiwan/Tribun Timur
Penyidik Polres Gowa memperlihatkan mesin pencetak uang palsu milik Dr Andi Ibrahim. 

TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA --- Upaya Andi Ibrahim membawa masuk mesin pencetak uang palsu ke dalam kampus sempat dicegat satpam kampus.

Andi Ibrahim berhasil meyakinkan petugas satpam dengan alasan ingin dipakai cetak buku.

Demikian cara Andi Ibrahim meloloskan mesin pencetak uang palsu masuk ke kampus UIN Alauddin Makassar.

Kampus tersebut terlelak di Jl HM Yasin Limpo, Kelurahan Romangpolong, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel.

Demikian diungkapkan Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak.

Reonald Simanjuntak mengatakan setelah dilakukan rekonstruksi pihaknya mengetahui cara tersangka membawa masuk mesin pencetak uang palsu ke kampus tersebut.

Dia menyebut mesin cetak uang palsu beratnya hampir 3 ton. 

"Tersangka membawa mesin cetak uang palsu ke kampus tersebut menggunakan alat papan untuk memasukkan itu untuk memudahkan mendorong," katanya.

"Karena waktu rekonstruksi itu kita coba 25 personel untuk angkat mesin tersebut tidak bisa terangkat. Tapi kalau didorong pakai papan bisa. Dan saat rekonstruksi ada beberapa lantai pecah pada saat dimasukkan oleh tersangka di salah satu ruangan bekas toilet di perpustakaan," jelasnya.

Luas ruangan tempat penyimpanan mesin cetak uang palsu tersebut sebesar 2 x 4 meter persegi.

Di ruangan tempat penyimpanan mesin cetak uang palsu itu sudah diberikan peredam suara dengan menggunakan gipsum yang didalamnya ada gabus.

"Kalau pun kedengaran hanya seperti samar-samar saja dari dalam," ucapnya.

Menurutnya, ketika suara tersebut terdengar sempat ditanyai oleh beberapa staf. 

"Namun para tersangka menjawab lagi cetak buku, sehingga berhentilah kecurigaan pada saat itu," katanya.

"Makanya para tersangka lebih leluasa (membuat uang palsu) karena tempatnya perpustakaan dan kecurigaan orang hilang karena menganggap membuat buku," sambungnya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved