Opini
Alarm Tuberkulosis pada Anak di Indonesia
Indonesia, sebagai salah satu dari 8 negara dengan kasus TB terbanyak di dunia, berkontribusi sebanyak 8,5 persen dari total kasus TB global.
2. Peningkatan cakupan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
Cakupan pemberian TPT harus ditingkatkan melalui edukasi masyarakat dan pelibatan kader kesehatan untuk menjangkau komunitas rentan, seperti kaum urban, pekerja migran, dan kaum minoritas etnis.
Selain itu, pemerintah perlu memastikan ketersediaan obat yang memadai.
3. Edukasi dan Penghapusan Stigma
Peningkatan kesadaran masyarakat tentang bahaya TB pada anak dapat dilakukan melalui kampanye publik yang intensif.
Stigma terhadap penyakit ini harus dihilangkan agar keluarga lebih terbuka dalam mencari pengobatan.
4. Peningkatan Kapasitas Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan primer harus dilengkapi dengan teknologi diagnostik modern dan tenaga kesehatan harus dilatih untuk mengenali gejala TB pada anak.
Pendekatan berbasis komunitas juga perlu diperkuat untuk memastikan anak-anak yang membutuhkan pengobatan tidak
terlewatkan.
Mengakhiri TB Anak: Harapan untuk 2024 dan Seterusnya
Tahun 2024 adalah momen penting untuk memperkuat komitmen kolektif dalam memerangi TB pada anak.
Program yang ada perlu dievaluasi secara menyeluruh untuk memastikan efektivitasnya.
Pemerintah, organisasi masyarakat, dan sektor swasta harus bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap anak yang berisiko atau terinfeksi mendapatkan pengobatan yang mereka butuhkan.
Anak-anak adalah masa depan bangsa. Jika kita gagal melindungi mereka dari penyakit yang dapat dicegah seperti TB, kita juga gagal memastikan masa depan yang sehat bagi Indonesia. Alarm telah berbunyi, saatnya bertindak.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.