32 Sekolah di Bone Sulsel Ujicoba Muatan Lokal Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim
Sebanyak 32 sekolah di Kabupaten Bone akan mengimplementasikan uji coba kurikulum Muatan Lokal (Mulok) Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim
Penulis: Wahdaniar | Editor: Edi Sumardi
WATAMPONE, TRIBUN-TIMUR.COM - Sebanyak 32 sekolah di Kabupaten Bone akan mengimplementasikan uji coba kurikulum Muatan Lokal (Mulok) Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim, mulai 5 November 2024.
Program ini bertujuan untuk mengajarkan siswa tentang kesadaran lingkungan, perubahan iklim, serta ketahanan pangan.
Kurikulum baru ini dikembangkan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Bone bekerja sama dengan ICRAF Indonesia melalui program riset-aksi Land4Lives, yang bertujuan memperkuat penghidupan dan ketahanan masyarakat rentan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Kanada dan dilaksanakan di bawah arahan Direktorat Pangan dan Pertanian Bappenas.
Peluncuran uji coba kurikulum tersebut dilaksanakan pada Kamis, 24 Oktober 2024, di Hotel Helios, Watampone, sekaligus menjadi penutup dari rangkaian kegiatan Bimbingan Teknis untuk sekolah-sekolah pelopor.
Sekretaris Dinas Pendidikan Bone, Nursalam menjelaskan bahwa uji coba kurikulum ini akan dilakukan di 18 SD dan 14 SMP, baik dalam bentuk intrakurikuler maupun melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
“Pemilihan sekolah memang belum merata sempurna, namun kami memastikan ada perwakilan dari wilayah Selatan, Barat, Utara, dan kota. Selain itu, sekolah yang dipilih juga memiliki lahan luas untuk mendukung praktik menanam tanaman lokal,” ujarnya.
Dalam kurikulum ini, siswa akan diajarkan cara menjaga ketahanan pangan lokal, termasuk melalui praktik menanam tanaman lokal berjangka pendek.
Hasil uji coba ini akan dievaluasi sebelum diterapkan secara lebih luas.
Sejak Maret 2024, Disdik Bone bersama ICRAF Indonesia telah mempersiapkan kurikulum Mulok ini dengan membentuk tim pengembang, yang diketuai oleh Sekretaris Dinas Pendidikan.
Tim ini melibatkan guru pelopor dari berbagai SD dan SMP di Kabupaten Bone, serta peneliti ICRAF.
Koordinator Provinsi Sulsel ICRAF Indonesia, Muhammad Syahrir menjelaskan bahwa kegiatan Land4Lives hanya dilakukan di tiga wilayah di Indonesia, yaitu Sumatera Selatan (dengan iklim basah), Sulawesi Selatan (iklim sedang), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) (iklim kering).
Di Sulawesi Selatan, Kabupaten Bone dipilih sebagai lokasi riset karena karakteristik topografi yang lengkap.
“Bone dipilih karena memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Walanae yang menjadi salah satu fokus utama perbaikan kami. Bone juga menghadapi masalah lahan kritis yang signifikan serta merupakan sentra pangan, sehingga ideal untuk implementasi program Land4Lives,” jelas Syahrir mengatakan.
Peneliti ICRAF, Balgies Devi Fortuna menambahkan bahwa tujuan program ini adalah membangun resiliensi generasi muda dalam menghadapi perubahan iklim.
| Polda Sulsel Evaluasi Aplikasi Abulo Sibatang di Gowa |
|
|---|
| Kanwil Kemenham Sulsel Dorong Penguatan Kapasitas HAM bagi Komunitas |
|
|---|
| Kanwil Imigrasi Sulsel Masih 'Ngekost', Frice Sumolang: Harta Gono-gini Belum Tuntas Pembagiannya |
|
|---|
| Mutasi Rp15 M Kas Daerah ke BTN Jadi Alasan 4 Fraksi DPRD Interpelasi Wali Kota Parepare |
|
|---|
| Kanwil Kemenham Sulsel Edukasi Pekerja Dapur MBG Makassar tentang P5HAM |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.