Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ingat Bos Besar Jamaah Islamiyah Dalang Bom Bali dan Kedutaan Australia? Kini Berani Temui Densus 88

Mantan pimpinan Jamaah Islamiyah itu pun tampak akrab dengan Densus 88 Antiteror Polri.

Editor: Ansar
Tribunnews.com
Mantan pendiri Jamaah Islamiyah (JI) Abu Rusydan (kanan) dan mantan Pimpinan JI periode (2008 - 2019) Para Wijayanto (kiri) di Jakarta pada Senin (16/9/2024) siang. 

"Artinya itu adalah sesuatu bentuk yang kita anggap keliru, atau kita anggap sesuatu yang batil. Batil itu artinya dalam satu tafsir disebutkan definisinya batil ini adalah satu perbuatan yang pelakunya itu dicela," sambung dia.

Ia pun mengakui aksi-aksi teror yang selama ini dilakukan anggota JI salah.

Untuk itu, ia meminta maaf kepada para korban aksi teror JI selama ini.

"Justru karena proses penyadaran itu muncul, evaluasi itu muncul, ya kita mengakui itu salah.

Karena salah ya kita minta maaf. Kita minta maaf kepada para korban. Baik korban jiwa maupun korban harta. Artinya dengan tulus hati kita minta maaf atas nama organisasi Al Jamaah Islamiyah," kata dia.

Ia pun mengakui seharusnya merekalah yang bertanggung jawab untuk memberikan ganti rugi kepada korban.

Namun, kata dia, selama ini justru pemerintah yang memberikan restitusi kepada para korban.

"Kami juga sangat berterima kasih kepada pemerintah Indonesia. Tapi kita mengakui ternyata (perbuatan anggota JI) itu salah. Artinya ketika itu salah, berarti harus ada proses perubahan," kata dia.

Untuk diketahui, Abu Rusydan ditangkap tim Densus 88 Antiteror Polri bersama tiga terduga teroris jaringan JI pada Jumat (10/9/2021) di daerah Bekasi.

Sedangkan Para Wijayanto dibekuk bersama istrinya di sebuah hotel di Bekasi pada Sabtu (29/6/2019) pagi. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved