Makassar Mulia
Ratusan Eks Napi Terorisme Tinggal di Makassar, Pemkot Kerja Sama Densus 88 Antiteror Polri
TRIBUN-TIMUR.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar memperkuat komitmennya dalam menjaga ketahanan sosial masyarakat dari ancaman paham radikal dan intoleransi, khususnya di kalangan generasi muda.
Upaya ini diwujudkan melalui kolaborasi strategis dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri untuk memperkuat edukasi bahaya radikalisme di ruang digital.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin menerima langsung audiensi jajaran Densus 88 Antiteror yang dipimpin Kasatgaswil Sulsel, Kombes Agung Novrianto Masloman di Balai Kota Makassar, Jl Jenderal Ahmad Yani, Makassar, Sulsel, Selasa (14/10/2025).
Turut mendampingi, Kepala Badan Kesbangpol Makassar Fatur Rahim serta Kepala Dinas Sosial Kota Makassar Andi Bukti Jufri.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas sinergi pembinaan terhadap narapidana dan eks-narapidana terorisme (Napiter dan Eks Napiter), sekaligus memperkuat langkah pencegahan dini, literasi digital, dan pembinaan sosial di tingkat akar rumput.
“Kami bersilaturahmi dengan Pak Wali Kota untuk mempererat koordinasi dalam penanganan intoleransi, radikalisme, dan terorisme di Makassar. Semua berjalan baik, tinggal kita perkuat sinergi pengawasan dan edukasi,” ujar Agung.
Agung menjelaskan, saat ini terdapat 135 eks-narapidana terorisme di Sulawesi Selatan, dan sekitar 90 persen di antaranya berdomisili di Kota Makassar.
Mereka kini dibina melalui Yayasan Rumah Moderasi Makassar, lembaga yang membantu proses rehabilitasi sosial dan ekonomi eks-napiter dengan dukungan Pemkot Makassar dan Pemprov Sulsel.
“Di sana para eks-napiter mengembangkan usaha produktif seperti warung kopi, kuliner, hingga jasa servis AC,” jelas Agung.
Ia menambahkan, Densus 88 juga memperkuat sistem deteksi dini melalui jaringan di tingkat kelurahan, Bhabinkamtibmas, dan aparat pemerintahan setempat. Langkah ini, katanya, menjadi kunci dalam mencegah penyebaran ideologi ekstrem di masyarakat.
“Kami punya jaringan di lapangan untuk memantau potensi sejak dini. Kerja sama di akar rumput sangat penting,” paparnya mengatakan.
Selain pembinaan eks-napiter, Densus 88 juga fokus pada edukasi anak-anak dan ASN melalui ceramah, sosialisasi di sekolah, serta penyuluhan tentang bahaya radikalisme di dunia maya.
“Kami akan memperluas kegiatan sosial dan edukatif, termasuk untuk ASN dan pelajar,” tambah Agung mengatakan.
Ia menegaskan, hingga kini tidak ada ASN di Kota Makassar yang terindikasi terpapar radikalisme.
“Aman sejauh ini, tapi kemampuan deteksi harus terus diasah,” tegasnya.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin mendukung penuh langkah Densus 88 dalam membina eks-napiter agar dapat kembali berkontribusi positif bagi masyarakat.
“Kami siap berkolaborasi untuk memberdayakan para eks-narapidana agar bisa hidup produktif dan damai. Pendekatannya tidak hanya hukum, tapi juga sosial dan kemanusiaan,” ujarnya.
Munafri menegaskan bahwa pemerintah hadir untuk menciptakan ruang aman dan harmonis bagi seluruh warga.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Pemkot hadir untuk membina, bukan menghakimi,” tandasnya mengatakan.
Kepala Kesbangpol Makassar Fatur Rahim menambahkan, kolaborasi ini menjadi bagian dari strategi preventif Pemkot dalam melindungi generasi muda dari penyebaran ideologi ekstrem yang kini banyak beredar melalui media sosial dan game online.
“Teknologi berkembang pesat, maka upaya pencegahan juga harus diperkuat. Dunia maya bisa menjadi pintu masuk radikalisme jika tidak diwaspadai,” ujarnya.
Fatur menegaskan, Pemkot Makassar tidak bisa bekerja sendiri dalam menghadapi tantangan ini. Diperlukan sinergi lintas dinas dan partisipasi aktif masyarakat.
“Pemerintah hadir untuk menjaga generasi muda. Pencegahan akan lebih efektif jika dilakukan secara kolektif,” katanya.
Selain itu, juga dibahas pentingnya pengawasan terhadap ceramah dan kegiatan keagamaan, serta peningkatan literasi digital bagi anak-anak. Pemkot bersama Densus 88 berkomitmen membangun pola komunikasi aktif dengan lurah, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan guna memperkuat deteksi dini radikalisme di tingkat lokal.
“Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat daya tahan sosial masyarakat terhadap ideologi ekstrem di wilayah perkotaan,” tutur Fatur Rahim.(*)