Ingat Bos Besar Jamaah Islamiyah Dalang Bom Bali dan Kedutaan Australia? Kini Berani Temui Densus 88
Mantan pimpinan Jamaah Islamiyah itu pun tampak akrab dengan Densus 88 Antiteror Polri.
Setelah itu ia juga mengkonfirmasi kepada para pendiri yang lain yang masih hidup.
Para pendiri yang JI masih hidup, kata dia, ada yang setuju terhadap pembubaran itu namun ada juga yang tidak berkomentar.
"Ustaz Abu Chusna setuju. Ustaz Adung no comment. Yang lain, di samping sudah wafat seperti Ustaz Muchlas, Ustaz Slamet Zainuri, dan beberapa Pak Saad, dan yang lain-lain, yang lain pasif," kata Abu Rusydan.
Ia kemudian menjelaskan bahwa deklarasi pembubaran organisasi terlarang tersebut adalah suatu kewajiban dan keharusan.
Hal itu, kata dia, di antaranya karena selama organisasi tersebut pada praktiknya tidak menjalankan tujuan utama dari didirikannya organisasi tersebut.
Tujuan didirikannya JI, kata dia, adalah menyebarkan kebaikan di dalam lapangan kehidupan tanpa pengecualian, (termasuk di dalam perang), dengan tulus hati dan contoh nyata.
"Tetapi di dalam praktiknya, bukan menyebarkan maslahah (kebaikan). Anda lihat sendiri. Kalau saya tanya kepada Anda, apa kesan anda tentang JI? Apa yang anda ketahui tentang JI? Kan Anda akan menjawab bom Bali I, Bom Bali II, Bom Marriot, mutilasi siswi SMK di Poso. Kan begitu. Semuanya tidak maslahah (baik). Malah membawa kerusakan," kata dia.
Atas tindakan-tindakan tersebut, ia sebagai salah satu pendiri JI meminta maaf.
Permintaan maaf tersebut ditujukannya kepada negara dan masyarakat.
"Maka sekali lagi, saya sebagai pendiri Al Jamaah Islamiyah meminta maaf sebesar-besarnya kepada negara maupun kepada publik. Ini penting. Negara karena disibukkan dengan masalah ini, masalah kita, teror-teror yang kita lakukan," kata dia.
"Publik juga dilukai dengan banyak amaliyat atau operasi yang kita lakukan. Walaupun kerugian-kerugian yang ada di publik sebagian sudah dihandle atau ditangani pemerintah oleh negara," sambung dia.
Ia juga berterima kasih kepada negara, karena telah memberikan restitusi kepada korban-korban aksi teror JI selama ini.
Meski begitu, kata dia, ia tetap meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat atas aksi-aksi teror yang pernah dilakukan organisasi yang didirikannya itu.
"Tetapi fungsi kehormatan publik kami minta maaf sebesar-besarnya kepada publik supaya memaafkan kami dalam tingkah laku yang selama ini kita lakukan. Ini persoalan mendasar dan sangat penting," kata dia.
"Oleh karena itu dengan alasan itu, dengan alasan bahwa kita tidak mampu untuk menyebarkan maslahah, maka pembubaran JI adalah sesuatu yang mesti, kewajiban, harus. Sesuatu yang masuk akal. Sesuatu yang tidak boleh tidak, harus dilakukan," sambung dia.
Sosok 2 ASN di Aceh Diduga Jaringan Teroris, Ditanggap Densus 88 di Warkop |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Marzuki ASN Maros Terlibat Terorisme, Kini Dipecat dan Hak Pensiun Melayang! |
![]() |
---|
Densus 88 dan Pemkot Makassar Kencangkan Sinergi Berantas Radikalisme |
![]() |
---|
Ammar Ditangkap Saat Mau Beli Galon, Siti Khadijah: Saya Ini Malu Tapi juga Sakit |
![]() |
---|
Densus 88 Tangkap Remaja Terduga Teroris di Gowa, Keluarga: Dia Anak Baik, Tidak Pernah Aneh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.