Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ingat Bos Besar Jamaah Islamiyah Dalang Bom Bali dan Kedutaan Australia? Kini Berani Temui Densus 88

Mantan pimpinan Jamaah Islamiyah itu pun tampak akrab dengan Densus 88 Antiteror Polri.

Editor: Ansar
Tribunnews.com
Mantan pendiri Jamaah Islamiyah (JI) Abu Rusydan (kanan) dan mantan Pimpinan JI periode (2008 - 2019) Para Wijayanto (kiri) di Jakarta pada Senin (16/9/2024) siang. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ingat bos besar pendiri Jamaah Islamiyah (JI)  kelompok pelaku bom Bali?

Setelah puluhan tahun, baru muncul ke publik untuk minta maaf.

Mantan pimpinan Jamaah Islamiyah itu pun tampak akrab dengan Densus 88 Antiteror Polri.

Tribun Network pun mendapatkan kesempatan wawancara eksklusif dengan mantan pendiri JI Abu Rusydan dan mantan Pimpinan JI periode (2008 - 2019) Para Wijayanto di Jakarta pada Senin (16/9/2024) siang.

Ketika Tribun Network masuk ke dalam ruangan, Abu Rusydan dan Para Wijayanto tampak tengah makan siang bersama sejumlah Anggota Densus 88 berpakaian sipil.

Keduanya bebas bergerak tanpa borgol yang melingkar di kedua pergelangan tangan.

 Sambil menyantap nasi kotak, mereka tampak berbincang.

Setelah keduanya selesai menyantap makan siang, barulah wawancara dimulai.

Abu Rusydan kemudian bercerita tentang awal mula organisasi tersebut didirikan.

Hingga kemudian terlibat dalam berbagai peristiwa aksi teror para anggotanya di Indonesia yang menelan tidak sedikit korban jiwa.

Sebut saja Bom Malam Natal (2000) Bom Bali I (2002), Bom Bali II (2005), Bom Hotel JW Marriot (2003), Bom Kedutaan Australia (2004), Bom Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton (2009), hingga mutilasi 3 siswi SMA di Poso (2005) dan berbagai aksi teror lain yang diidentikan dengan kelompok tersebut.

Ia menjelaskan JI didirikan pada 1 Januari 1993 di Malaysia.

Abu Rusydan kemudian menyebutkan satu per satu nama dari 11 orang pendirinya mulai dari Abdullah Sungkar, Adeng Zakariya, Afif Abdul Majid, Abu Chusna, Yusuf Irianto, Slamet Zainuri, Muchlas, Muzazin Mustaqim, Saad, Ade Bukhori, dan dirinya.

Dia kemudian menceritakan terkait peristiwa pembubaran JI di Sentul pada 30 Juni 2024 lalu.

Saat itu, kata dia, ia membacakan deklarasi pembubaran JI dan kembali ke pangkuan NKRI karena merupakan satu-satunya pendiri yang hadit saat itu.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved