Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Klakson

Wakil Kita Berjudi

Penghujung masa tugasnya, perjudian mereka diungkap Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). 

Editor: Muh Hasim Arfah
DOK PRIBADI
Sekretaris Umum Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) NU Sulsel, Abdul Karim 

Oleh; Abdul Karim

Ketua Dewas LAPAR

Anggota Majelis Demokrasi & Humaniora


Kita kecewa berat, sebab wakil rakyat yang kita pilih pada pemilu 2019 silam rupanya pemain judi


Penghujung masa tugasnya, perjudian mereka diungkap Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). 


Mirisnya, PPATK mengungkap itu di dalam gedung wakil rakyat yang terhormat, saat PPATK rapat kerja dengan Komisi III DPR RI pekan lalu. 


Kepala PPATK Ivan Yustiavandana bilang, ada ribuan anggota DPR dan DPRD bermain judi online.


Ivan mengungkapkan angka perputaran duit judi online dari para anggota legislatif yang bermain menyentuh agregat transaksi hingga Rp 25 miliar per orang. 


Hancurlah rakyat. 


Rusaklah negeri ini. 


Tetapi wakil kita itu sebenarnya kreatif. 


Mereka menemukan cara baru dalam produksi keburukan. 


Ketika penegak hukum (kejaksaan dan KPK) membongkar satu persatu kasus penyelewengan sejumlah politisi, mereka menempuh jalan keburukan lain bernama judi online. 


Mereka menemukan jalan tak ramai yang selama ini jarang diketahui orang ramai. 


Kedurjanaan ditunaikan di tengah ruang yang sunyi. 


Praktek durjana ini mungkin dianggap paling aman diantara kedurjanaan lain yang sama-sama berbasis uang, seperti korupsi. 


Karena praktik ini tak terpantau media massa, dan jauh dari hidung publik. 


Berbeda dengan korupsi yang setiap saat mencuat di permukaan. 


Entah itu karena dilaporkan pihak tertentu, atau karena operasi tangkap tangan (OTT). 


Apalagi, perilaku korup berlaku “hukum masa lalu”. 


Artinya, Anda korupsi puluhan tahun silam, tetaplah dapat diproses secara hukum bila memenuhi syarat. Itulah karenanya, seorang koruptor tak pernah merasa aman, walau tampak nyaman dengan gelimang harta yang diperoleh dengan cara-cara durjana. 


Judi online memang perilaku durjana pula seperti korupsi, tetapi cara kerja dan ruang kerjanya sangat berbeda. 


Judi online jauh dari penciuman publik, jauh pula dari kamera jurnalis. 


Sifatnya sangat privat. 


Dapat dilakukan di kamar tidur hingga kamar mandi. 


Praktik itu hanya diketahui oleh setan-setan terkutuk yang setia mendampingi para pelaku judi online.


Judi online ini semacam metode meraup uang dengan cara-cara haram selain korupsi. 


Metode ini barangkali dianggap aman, karena jauh dari mata dan telinga publik. 


Hasilnya, dapat digunakan dalam mengongkosi karir politiknya, seperti menjadi Caleg dalam pemilu 2024 kemarin. 


Sayangnya mereka lupa, bahwa kebusukan tak pernah sukses disembunyikan sebab baunya tak dapat dikurung dalam ruang apapun. 


Karena judi, tetaplah laku keji. 


Yang membuat kita kecewa karena barisan pelaku judi online ini adalah wakil rakyat yang terhormat dengan jumlah ribuan orang. 


Mereka adalah pilihan-pilihan warga di bilik suara pada pemilu 2019 lalu. 


Mereka adalah wakil kita yang sebelum pemilu digelar begitu aktif menemui rakyat, berargumen memperjuangkan rakyat, menyebarkan baliho dengan kalimat pro rakyat. 


Rupanya, mereka memperjuangkan judi


Mereka pro judi


Terkuaknya perjudian mereka sungguh mengecewakan kita sebagai rakyat. 


Rakyat pilih mereka di bilik suara dengan harapan ideal bahwa mereka memperjuangkan nasib rakyat, mereka pengharapan rakyat, mereka solusi masalah perikehidupan rakyat. 


Lalu apa? Rupanya sebagian diantara mereka pelaku perjudian online. 


Tentulah asumsi-asumsi publik sulit dicegah dalam merespon persoalan ini. 


Sebab perjudian mereka di dunia maya bukan perjudian palsu. 


Transaksi jumbo—sebagaimana keterangan PPATK—adalah fakta yang rumit dipalsukan. 


Maka kritik, cacian, hingga kutukan sulit disembunyikan sebagai ekspresi kekecewaan warga. 


Ditengah negatifnya citra parlamen selama ini, mereka semakin menambah catatan negatif wakil rakyat. Beberapa wakil kita berjudi ternyata. 


Padahal, Rhoma Irama telah mengingatkan kita dalam sebuah lagunya, bahwa judi meracuni kehidupan, bahwa judi meracuni keimanan. 


“Apa pun nama dan bentuk judi, Semuanya perbuatan keji, Apa pun nama dan bentuk judi, Jangan dilakukan dan jauhi”, demikian sepenggal lirik lagu si raja dangdut itu.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved