Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pantas Pemkab Luwu Sulsel Tak 'Sentuh' Pasar Padang Sappa, Cuma Bisa Urusi Parkir dan Toilet

Pasar Padang Sappa disorot, penyumbang PAD terbesar Luwu tapi lima tahun tak pernah tersentuh pembangunan.

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/MUH SAUKI MAULANA
Kolase foto Kadis Perdagangan Luwu Ruslang dan kondisi Pasar Padang Sappa, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. 

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Pasar Padang Sappa, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) tak tersentuh pembangunan selama lima tahun.

Tumpukan sampah terlihat di pinggir jalan menimbulkan bau menyengat.

Jalanan Pasar Padang Sappa juga terlihat becek.

Air menggenang di beberapa titik.

Kepala Dinas Perdagangan Luwu Ruslang mengaku status Pasar Padang Sappa dikelola oleh pihak kedua hingga 2029.

Baca juga: Gedung Bank Sampah DLHK Sinjai Sulsel Rusak Tertimpa Pohon Tumbang

"Jadi yang pasti Pasar Padang Sappa itu dipihakkeduakan. Untuk perpanjangan keduanya mulai 2014-2029. Di sertifikatnya itu Hak Guna Bangunan (HGB)," jelasnya, Kamis (2/5/2024).

Pemkab Luwu hanya menarik retribusi dari biaya parkir dan beberapa los di belakang Pasar Padang Sappa.

"Termasuk juga toilet yang ada di pasar. Makanya pada saat Musrembang kami dapati keluhan soal toilet. Kalau itu bisa kami masuki. Kalau yang lain tidak bisa, karena saya juga tidak mau melanggar aturan perjanjian. Jangan sampai nanti dikomplain pihak kedua," akunya.

Menurut Ruslang, ada tiga pasar di Luwu yang dikelola oleh pihak kedua.

Selain Pasar Padang Sappa, juga Pasar Bajo dan Pasar Lamasi.

"Kalau Pasar Bajo sudah lepas tahun lalu. Sementara Pasar Lamasi 2044. Nah upaya pemerintah sekarang di Pasar Bajo itu supaya bisa ada sertifikat tanahnya. Karena tidak bisa dianggarkan tanpa ada sertifikatnya," bebernya.

Khusus Pasar Bajo, pihaknya sudah menyiapkan proposal ke Kementerian Perdagangan dengan anggaran Rp30 miliar.

"InsyaAllah dalam waktu dekat saya akan ke Jakarta untuk bawa proposal ini," tambahnya.

Adapun keluhan masyarakat akan banyaknya sampah sudah ia koordinasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

Menurut Ruslang, DLH sudah menyediakan satu kontainer untuk tempat pembuangan sampah.

Baca juga: Setor Rp1 Juta, Mal Panakkukang Ngutang Rp24 Juta Retribusi Sampah ke Pemkot Makassar Tiap Bulan?

Cuman itu tidak cukup untuk menampung semua sampah.

"Makanya perlu juga kesadaran dari masyarakat tidak membuang sampah sembarangan. Dan kolaborasi dari pemerintah setempat dan tokoh masyarakat terkait masalah sampah ini," ujarnya.

Sebelumnya, Politisi Demokrat Summang menyoroti kondisi Pasar Padang Sappa.

Selama lima tahun Pasar Padang Sappa tak pernah tersentuh pembangunan.

Sampah juga menumpuk di sekitar jalan.

Padahal, kata dia, Pasar Padang Sappa termasuk dalam penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar bagi Luwu.

"Tapi tidak pernah tidak pernah tersentuh pembangunan. Sudah lima tahun seperti ini," jelasnya, Rabu (1/5/2024).

Anggota legislatif terpilih ini meminta, otoritas terkait Pasar Padang Sappa bisa segera menangani masalah tersebut.

"Sampah di sini tidak pernah dibersihkan. Ini sangat mengganggu kesehatan pembeli dan penjual di pasar. Belum lagi bau yang ditimbulkan," akunya.

Summang meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan perangkat teknis pengelola pasar diperiksa terkait pengelolaan keuangan.

"Karena bisa timbul kecurigaan. Kita bisa menduga-duga kalau PAD pasar tersebut hanya menjadi ladang korupsi. Karena dinilai pengelolaan pasar tersebut tidak maksimal," tuturnya.(*)

Laporan Wartawan Tribun Timur, Muh Sauki Maulana

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved