Opini
Tahun Pemilu dan Ego Pribadi
Dalam konteks pemilu, pergeseran persepsi terhadap warna dan penampilan telah menjadi fenomena yang semakin signifikan.
Masyarakat pun berbicara bahwa ada yang sampai bertengkar bahkan sampai mengancam nyawa sekalipun, diakibatkan dari dendam-dendam yang selama ini dipendam.
Jumlah orang bermusuhan serta ego pribadi yang makin menjadi-jadi akan cukup fenomental di tahun pemilu ini, karna setelah tahun pemilu ini berlalu tentu sebagian besar orang-orang akan menyesali ego mereka masing-masing.
Bisa-bisa ini sangat merugikan dalam kehidupan kita, karna adanya permusuhan dari perbedaan itu, sampainya hadir berbagai macam masalah maka tentu interaksi akan menjadi sangat berbeda diakibatkan karna kecanggungan itu.
Tahun politik meningkatkan kekhawatiran dan kecemasan banyak orang. Pemilik rumah atau toko di pinggir jalan sering dilanda kecemasan.
Takut-takut terjadi kerusuhan dan perusakan oleh peserta pawai partai politik yang kurang “beradab”.
Pemilik toko di pinggir jalan lebih banyak khawatir dijarah orang, sehingga buka tutup kadang sering terjadi.
Pemilik kendaraan bermotor dilanda kecemasan berlalu lintas.
Para petugas keamanan juga dihantui rasa kekhawatiran, karena diperkirakan tingkat gangguan keamanan dan pelanggaran lalulintas akan naik jumlahnya.
Di tahun pemilu ini para penegak hukum cukup kesulitan dalam bertindak. Sebab, Tindakan hukumnya akan dituding bermotif politis.
Maka Solusi utamanya adalah kesadaran dari diri kita masing-masing, bahwa awal maupun ujung intinya yang lebih kita utamakan adalah kesejahteraan dan kedamaian Masyarakat.
Jangan hanya mementingkan tujuan jangka pendek anda yang sifatnya sementara, sehingga bisa membuat kehidupan sosial kita jauh dari kedamaian.
Karna tujuan jangka panjang jauh lebih penting yang mampu memberikan harapan bersama demi tercapainya Bhinneka Tunggal Ika.(*)
