Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Berita Gowa

Bantu Warga Kekeringan, Perumda Air Minum Tirta Jeneberang Gowa Salurkan 4 Tangki Air Bersih

Perumda Air Minum Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan air bersih ke masyarakat.

|
Dok Perumda Air Minum Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa
Perumda Air Minum Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa menyalurkan air bersih dengan mengerahkan empat mobil tangki di Kecamatan Patalassang dan Parangloe, Rabu (6/9/2023). 

TRIBUN-GOWA.COM - Perumda Air Minum Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan air bersih ke masyarakat.

Empat unit mobil tangki air bersih dikerahkan ke wilayah kekeringan.

Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Jeneberang Gowa, Hasanuddin Kamal, mengatakan ada empat armada dikerahkan ke Pattallassang maupun ke Parangloe.

Untuk wilayah Pattallassang paling krisis yakni wilayah Dusun Bollangi di Desa Timbuseng.

Di lokasi tersebut menurutnya, memang berada di perbukitan dan jauh dari sumber air.

Sedangkan, untuk wilayah Parangloe, lokasi paling rawan adalah Desa Belapunranga.

Hasanuddin mengatakan sejak kemarau, ada beberapa wilayah pada dua kecamatan paling merasakan kekeringan yakni Kecamatan Pattallassang dan Parangloe.

"Saat ini ada dua wilayah kecamatan harus kita backup yakni Pattallassang dan Parangloe," kata Hasanuddin Kamal, Rabu (6/9/2023)

"Dua kecamatan ini, ada beberapa kampung memang sangat kesulitan air, karena itu kita layani dengan mobil tangki," katanya

Di wilayah tersebut, lanjutnya, bukan hanya pelanggan yang diberikan fasilitasi tapi juga masyarakat yang bukan pelanggan tetap dilayani.

Dia menerangkan, untuk wilayah yang kesulitan air baku untuk produksi adalah Kecamatan Manuju dan Kecamatan Tompobulu.

Di dua kecamatan dataran tinggi ini sumber air bakunya mengambil di sungai yang kondisi airnya menyusut.

"Sehingga berdampak pada berkurangnya debit produksi. Tapi kendati air baku menyusut, dua wilayah ini tetap berproduksi air bersih meski minim namun tetap beroperasi," kata dia.

"Sudah pastilah air baku kita kurang sebab kondisi kemarau ini cukup tinggi. Air baku di sungai tentu menyusut utamanya di wilayah Manuju dan Malakaji," jelasnya.

Hasanuddin Kamal membeberkan, kondisi di Malakaji berkurang 30 persen dari 20 liter/detik, kalau di Manuju berkurang 50 persen dari kapasitas 20 liter/detik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved