CEO Business Forum
Syarkawi Rauf: Jangan Khawatir, Era Digitalisasi Justru Lahirkan Profesi Baru
Komisaris Utama PTPN IX Muhammad Syarkawi Rauf mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya AI tersebut..
Penulis: Nining Angraeni | Editor: Sukmawati Ibrahim
Mantan Ketua KPPU itu membeberkan apa saja kompetensi yang dibutuhkan di era digital saat ini.
"Pertama, skill untuk berpikir kritis. Jadi yang dibutuhkan pekerjaan digital itu orang-orang yang punya kapasitas untuk berpikir secara kritis. Pertanyaannya, kampus ngajarin ini atau tidak. Kalau tidak, kampus itu akan terdisrupsi," ujarnya.
Saat ini, untuk masuk ke dunia kerja, semua harus mengalami proses transformasi.
"Jangan khawatir, sejauh kita bisa melakukan terhadap proses yang cepat ini. The largest room in the world is the room of change. Jadi ruangan yang paling besar di dunia ini, ruang untuk melakukan perubahan," sebutnya.
Perubahan ini, kata dia, ada banyak ruang untuk berubah sangat banyak.
"Bahkan saat untung 10 triliun sekalipun, ruang untuk berubah akan banyak. Apalagi kalau lagi rugi. Ruang untuk berubah itu banyak. Cuma memang, kita kadang-kadang nyaman di zona nyaman," ucapnya.
Syarkawi menyebut, digitalisasi intinya cuma dua. Yakni bagaimana mendigitalisasi industri yang ada.
Dia bercerita, di tahun 2015, awal grab, gojek, uber muncul di Indonesia sebagai aplikasi yang melayani pemesanan transportasi, pihaknya pernah di demo oleh organda karena tidak setuju dengan proses digitalisasi industri transportasi karena mereka muncul dengan ongkos murah.
"Waktu itu sistemnya transportasi umum ada kuota, kir, kemudian ganti plat juga. Dari sisi kepemilikan, tidak boleh mili pribadi. Harus dimiliki perusahaan korporasi. Namun, saya bilang tidak mungkin kita hambat perkembangan industri yang berbasis pelayanan transportasi," tuturnya.
Waktu itu masih di KPPU, pihaknya ikut rapat kabinet terbatas di kantor Jokowi.
"Kita sampaikan, kalau kita pakai sistem kuota di transportasi online, ini akan membuat perkembangan industri transportasi online terhambat. Lihat saja, contohnya seperti angkot. Setelah dijelaskan kondisinya, Jokowi kemudian memutuskan untuk tidak ada sistem kuota," paparnya.
"Transportasi online bluebird dan bosowa saat ini kan sudah masuk ke dalam proses integrasi di dalam digital sistem. Ini salah satu proses digitalisasi yang sukses," imbuhnya.(*)
Andi Suruji Serukan Reformasi Agraria Dalam CEO Business Forum |
![]() |
---|
Asruddin Leo: Desain Teknologi Dalam Negeri Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia |
![]() |
---|
Pandangan Syarkawi Rauf Soal Digitalisasi Angkutan Truk, Butuh Modal Kuat |
![]() |
---|
Dendi Rahmadi: Ekonomi Digital Jadi Kesempatan Tingkatkan Produksi |
![]() |
---|
BI: Ekonomi Digital Sulsel Masih Perlu Dikembangkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.