Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Hari Lingkungan Hidup: Lawan Polusi Plastik di Area Pesisir

Kesadaran yang muncul di tengah masyarakat akan pentingnya keberlanjutan lingkungan menjadi dasar kuat untuk memperbaiki lingkungan.

Engki Fatiawan
Engki Fatiawan, Mahasiswa Fakultas Pertanian Unhas & Ketua Umum Pikom IMM Pertanian Unhas 

Jumlah sampah nasional itu mengalami kenaikan di tahun 2022 menjadi 70 ton.

Mirisnya jumlah sampah yang masuk ke TPA hanya 7 persen yang dapat terdaur ulang.

Permasalahan sampah tersbut kini menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat karena hal tersebut menjadi polusi yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.

Sampah yang menggunung di TPA menyebabkan dampak terhadap lingkungan.

Terjadinya pencemaran terhadap tanah dan air akan berdampak pula pada ekosistem yang saat ini bisa dirasakan.

Diketahui bahwa sampah plastik sangat lama teruari yang hal ini berimplikasi terhadap kehidupan biologi tanah dan air.

Baca juga: Plastik: Sampah Tanpa Solusi?

Sampah bukan hanya dibuang di wilayah daratan akan tetapi juga biasanya dibuang ke laut melalui sungai-sungai yang melewati pemukiman warga.

Hal ini sangat miris karena menjadi polusi di laut yang akan mengganggu keberlangsungan hidup biota laut.

Data dari World Bank memperkirakan 346,5 kton / tahun (kisaran perkiraan 201,1 – 552,3 kton / tahun) sampah plastik dibuang dari darat ke laut, dua pertiganya berasal dari Jawa dan Sumatera. Sungai membawa 83 persen sampah plastik ke laut.

Ironi yang menjadi korban dari sampah yang dibuang ke laut adalah masyarakat pesisir.

Tumpukan sampah di sepanjang pantai menjadi pemandangan yang tidak menarik dan menjadi polusi bagi masyarakat setempat.

Sampah plastik yang hanyut dibawa gelombang laut tersebut biasanya dibiarkan begitu saja karena tidak ada tempat pembuangan sampah atau tempat untuk mendaur ulang sampah tersebut.

Selain sampah yang hanyu dibawa oleh gelombang air laut, tumpukan sampah di pesisir atau di pulau-pulau sekitaran kota diperparah lagi dengan produksi sampah dari masyarakat setempat.

Masyarakat yang datang dari pasar di luar pulau kemudian kembali membawa sampah plastik ke pulau.

Sementara di pulau atau di pesisir manajemen sampahnya masih kurang diperhatikan. Bahkan sampahnya kembali dibuang ke laut akibat tidak adanya tempat pengelolaan sampah di pesisir atau di pulau-pulau sekitaran.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved