Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Tanggapan Legislator Sulsel Soal Siswa Pakai Batik Lokal dan Songkok Recca: Selle: Pelan-pelan Bos!

Edaran Dinas Pendidikan Sulsel tentang seragam sekolah sekilas kelihatan bagus dan luar biasa.

zoom-inlihat foto Tanggapan Legislator Sulsel Soal Siswa Pakai Batik Lokal dan Songkok Recca: Selle: Pelan-pelan Bos!
DOK PRIBADI
Selle KS Dalle - Anggota Komisi E DPRD Sulsel

Oleh: Selle KS Dalle

Anggota Komisi E DPRD Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM - Edaran Dinas Pendidikan Sulsel tentang seragam sekolah sekilas kelihatan bagus dan luar biasa.

Surat edaran tersebut mengatur penggunaan batik motif lokal Sulawesi Selatan lingkup Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.

Disebutkan, kebijakan itu dalam rangka pelestarian budaya, khususnya pakaian daerah di Sulawesi Selatan dalam lingkup Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.

Untuk hal tersebut, Dinas Pendidikan Sulsel mewajibkan guru dan pegawai ASN dan Non ASN pada Kantor Induk, Cabang Dinas Pendidikan wilayah serta pada satuan pendidikan SMAN/SMKN/SLBN Se-Sulawesi Selatan menggunakan pakaian batik bernuansa lokal daerah masing-masing dengan penutup kepala bernuansa lokal seperti passapu, songkok recca dan lain lain, setiap Kamis.

Baca juga: Tanggapan Kepala Sekolah di Sulsel Soal Aturan Pakai Baju Batik Lokal dan Songkok Recca Bagi Siswa

Baca juga: Siswa SMA-SMK Wajib Pakai Songkok Recca

Sedangkan seluruh peserta didik pada satuan pendidikan SMAN/SMKN/SLBN Se-Sulawesi Selatan diimbau menggunakan pakaian batik bernuansa lokal daerah masing-masing dengan penutup kepala bernuansa lokal setiap Rabu dan Kamis.

Sekali lagi, sekilas kebijakan tersebut kelihatan bagus  karena mengedepankan nuansa lokal.

Tapi lihat kondisi masyarakat saat ini. Kita baru saja beranjak dari dampak pandemi covid.

Istilah anak-anak di warkop, ‘Pelan-pelan, Bos!’

Ini baru tahap recovery. Jangan terlalu banyak membuat kebijakan yang berdampak pada tambahan pengeluaran belanja keluarga yang sifatnya belum terlalu urgen.

Apalagi kalau di balik itu ujung-ujungnya proyek. Waduh, kasihan ortu siswa, para guru, staf, dan honorer.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved