Opini Irfan Yahya
Gaduh Soal AI di Jagad Raya Medsos
Berbeda Jean Baudrillard, filsuf, sosiolog dan kritikus budaya Perancis punya pandangan tentang dampak teknologi, termasuk Artificial Intelligence
Hal itu didasarkan pada kekhawatiran dampak negatifnya pada pembelajaran anak didiknya. Juga tentang kekhawatiran keamanan dan keakuratan konten.
Walaupun demikian sejumlah tokoh pendidikan AS ada juga yang mengecam pelarangan pelarangan tersebut. Diantaranya, Salman Khan salah satu pemilik dan pendiri platform
pembelajaran internet gratis yang terkenal, Khan Academy.
Menurutnya melarang ChatGPT sepenuhnya adalah “pendekatan yang salah”. Khan justru memandang ChatGPT sebagai program yang “transformatif” untuk masa depan pendidikan. Mungkin disinilah pentingnya, mengkombinasikan antara kecerdasan AI dan kecerdasan NHI.
Tentunya AI dan NHI memiliki peran yang berbeda namun penting. AI dapat digunakan untuk membantu peserta didik belajar dengan lebih efisien dan mempersonalisasi pembelajaran mereka.
AI juga dapat membantu seorang tenaga pendidik dalam menilai dan mengevaluasi hasil belajar peserta didiknya.
Namun, meskipun AI memiliki banyak kemampuan, NHI masih memegang peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Para tenaga pendidik mempunyai potensi untuk memahami dan memotivasi peserta didiknya secara personal, pola interaksi yang kuat sehingga terjalin harmonisasi antara mereka, serta dapat mengembangkan potensinya masing-masing secara holistik.
Kombinasi antara keduanya melahirkan proses pendidikan yang lebih baik dan efektif. Tenaga pendidik dapat mengaplikasikan AI sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, seperti memberikan umpan balik dan pengujian, sementara mereka tetap memegang peran utama dalam memotivasi dan membimbing peserta didiknya.
Al-Qalam dan Kemampuan Adaptasi
Dunia dewasa ini, dalam menghadapi era distrupsi yang dipicu oleh kecanggihan teknologi internet seperti AI, banyak individu dan organisasi memutar otak untuk menemukan solusi bagaimana mereka dapat survive dan berhasil mencapai tujuannya.
Pada kondisi dan situasi seperti ini, adaptive capacity menjadi sangat penting karena membantu individu dan organisasi untuk mengatasi perubahan dan menemukan solusi baru untuk mengatasi tantangan baru.
Adaptive capacity merupakan kemampuan sebuah sistem atau personal dalam menyesuaikan diri dan berubah seiring dengan perubahan lingkungan yang dihadapinya. Ini melibatkan kemampuan untuk mengenali dan mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang untuk meningkatkan kondisi dan hasil.
Beberapa hal yang dianggap dapat mempengaruhi adaptive capacity, seperti kemampuan untuk beradaptasi dengan teknologi baru, kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar, dan kemampuan untuk memperkuat jaringan dan hubungan yang membantu dalam mengatasi tantangan.
Ada juga faktor internal seperti kemampuan untuk memimpin dan memotivasi staf, serta membangun kultur yang mendukung adaptasi dan perubahan.
Bagi ummat Islam, terkhusus bagi generasi pembelajarnya, telah tersedia sebuah “perangkat”, baik sebagai hardware atapun software sebagai basis nilai yang menjadi sandaran serta modal dalam adaptive capacity tersebut.
Bahwa perkembangan teknologi dengan segala macam kecanggihannya dijadikan sarana dan metode untuk melanggengkan visi dan orientasi hidup sebagaimana isi dan kandungan surah Al-Qalam ayat ke-1 sampai ayat ke-7.
Surah ini membimbing manusia agar memiliki cita-cita hidup yang jelas. Pada wahyu kedua inilah Allah Swt menginformasikan kepada setiap muslim untuk memantapkan keyakinan. Tidak mundur karena rintangan dan tidak takut karena celaan.
Digambarkan prospek hidup seorang muslim dengan bayangan yang indah, tidak akan menjadi gila, mendapatkan guna dan manfaat yang tidak terbatas, serta memiliki akhlak dan pribadi yang agung sebagai adaptive capacity dalam berselancar ditengah arus perubahan. Digambarkan pula akibat bagi orang-orang yang mengingkari-Nya.Wallahualam(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.