Opini Saparuddin Santa
Opini Saparuddin Santa: Sepak Bola dan Insting Politik Golkar
Sudah menjadi cerita umum, bahwa di setiap kontestasi politik, para pendukung fanatik sepakbola, khususnya PSM, akan menjadi rebutan para politisi.
Jika Nurdin Halid masih mau maju menjadi kandidat Gubernur Sulsel 2024, bukan tidak mungkin, dengan pengalamnnya yang sangat matang di level politik nasional dan memahami betul demografi politik di Sulsel, bisa dan akan kembali merebut hati para pendukung fanatik bola, khususnya pendukung PSM.
Tulisan ini tidak bermaksud menyeret para pendukung setia PSM ke ranah politik.
Penulis percaya bahwa olahraga, khususnya sepakbola, punya istananya sendiri.
Sepakbola adalah hal utama, sebuah ekspresi hobby dan bahagia yang tidak punya padanan bagi para pencintanya, sementara politik adalah hal lain yang tidak memiliki hubungan batin dengan olahraga itu sendiri.
Di Sulsel, dalam tradisinya yang heroik, PSM adalah candu bagi penikmat bola, PSM adalah jiwa dari sebuah kebanggaan menjadi orang Sulsel.
Hendaknya, siapapun yang mau melihat PSM di banggakan oleh seluruh warga Sulsel, harus fokus pada tujuan akhir dari kompetisi itu sendiri, yaitu menjadi juara.
Kalaupun ada efek elektoral ke Calon atau tokoh tertentu, itu adalah bonus dari keikhlasan memperjuangkan PSM menjadi juara. EWAKO PSM.(*)