Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Makassar Recover

Salah Urus Covid-19 di Sulsel, Program Lebay Hingga Komunikasi Kontraproduktif

Fakta membusuknya mayat di RSUD Daya Makassar adalah contoh kecil  betapa buruknya penanganan Covid di Sulsel.

Editor: AS Kambie
zoom-inlihat foto Salah Urus Covid-19 di Sulsel, Program Lebay Hingga Komunikasi Kontraproduktif
DOK
Mulawarman, Alumni Universitas Hasanuddin

Olehnya itu, pandemi ini harus dihadapi secara bersama-sama melalui koordinasi yang intensif dengan program yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Baik Plt Gubernur Andi Sudirman Sulaiman, Wali Kota  Makassar Danny Pomanto serta bupati dan wali kota lainnya di Sulsel harus menyatukan barisan dan menyiapkan program bersama yang saling terintegrasi.

Menjadikan pandemi sebagai ajang pencitraan dan menonjolkan diri hendaknya dihindari. Di masa darurat kesehatan seperti ini, langkah nyata berbasis saintifik jauh lebih bermanfaat ketimbang melakukan program  terobosan yang justru memboroskan anggaran dengan hasil yang spekulatif.

Sekali lagi, ini momentum untuk Kita bersatu padu dan menyatukan langkah penangan Covid-19 yang integratif antara pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota.

Komunikasi yang Positif

Satu hal yang urgen untuk disampaikan dalam situasi genting seperti ini, semua pihak harus menahan diri untuk tidak membuat narasi-narasi yang kontraproduktif; narasi yang membuat masyarakat merasa diancam dan ditakut-takuti.

Aparatur pemerintahan, tokoh agama dan tokoh masyarakat sudah seharusnya memberikan teladan dalam berperilaku dalam menghadapi pandemi ini.

Khususnya dalam berkomentar, baik langsung, maupun di media sosial.

Sungguh tidak elok bila perilaku itu justru muncul dari seorang pemimpin daerah. Sangat disayangkan.

Menuduh pihak-pihak tertentu yang selama ini banyak bicara dan memberi masukan kritis malah dianggap mereka tidak paham situasi adalah tindakan yang sangat ceroboh dan berlebihan.

Justru di masa darurat seperti ini, kritikan dan masukan dari semua kalangan wajib untuk didengarkan dan dipertimbangkan.

Faktanya, publik dapat menyaksikan secara jelas jumlah kasus positif yang terus naik pada satu sisi dan buruknya langkah penanganan dan mitigasi Covid 19 di sisi yang lain. Apa yang dapat dibanggakan dari dua hal ini.

Alih-alih menuduh orang yang beri saran, masukan dan kritik sebagai orang yang tidak paham dan sakit hati, lebih baik Walikota Makassar Danny Pomanto dan pemimpin daerah lainnya fokus menangani penyebaran wabah ini.

Sikap terbuka dan positif menerima berbagai masukan adalah lebih baik, dibandingkan mempertontonkan sikap reaktif, arogan dan anti-kritik.

Untuk itu dibutuhkan kerendahan hati dari para pemimpin, baik Pemprov Sulsel, Pemkot Makassar maupun Pemkab untuk mau mendengar masukan dan melibatkan peran barbagai pihak, mulai dari perguruan tinggi atau universitas, para ahli, tokoh masyarakat, wartawan, LSM yang secara aktif memberikan saran, masukan dan kritikan untuk perbaikan dalam pengendalian wabah ini.

Melihat kasus harian dan meningkatnya angka kematian serta membaca berita mayat pasien Covid terlantar membusuk di rumah sakit, sudah saatnya para pemimpin mau mendengarkan masukan dan berbagai pihak.

Pepatah Yunani mengatakan, "Nature has given us two ears, two eyes and but one tongue. To the end we should HEAR and see more than we speak". Artinya "Alam telah memberi kita dua telinga, dua mata, dan satu lidah. Sampai akhir kita harus mendengar dan melihat lebih dari yang kita ucapkan."(*)

Makassar, 29 Juli, 2021

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved