Update Virus Corona
Gara-gara Virus Corona, 2 Perawat Ini Pisah Ranjang dengan Suami Sejak Maret 2020, Begini Kisahnya
Salah satu sikap yang terjadi di masyarakat menjauhi dokter, perawat atau petugas medis yang notabene garda terdepan penanggulangan Virus Corona
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Arif Fuddin Usman
TRIBUN-TIMUR.COM - Wabah pandemi virus corona atau Covid-19 telah membentuk beragam sikap di masyarakat.
Salah satu sikap yang terjadi adalah masyarakat menjauhi dokter, perawat atau petugas medis lainnya yang notabene garda terdepan penanggulangan Virus Corona.
• 500 Alat Pelindung Diri dari IKA Unhas, Tenaga Medis Covid-19 di Sulsel dapat 300, Sultra-Sultra 200
• Marak Iklan Pinjaman Online di Masa Pandemi Virus Corona, Ini Tips dari OJK Agar Kamu Tidak Tertipu
Bahkan tercipta stigma untuk menjauhi paramedis tersebut dengan alasan tidak tertular.
Padahal dokter, para perawat, dan tim medis lainnya telah menggunakan alat pelindung diri (APD) agar tidak terpapar.
Namun hal tersebut tetap saja terjadi. Bahkan tak jarang dari anggota keluarga hingga suami atau istri sendiri.
Terkait suka-duka penanganan Covid-19, seperti dikisahkan Ketua Tim Gerak Cepat Tanggap Covid -19 Puskesmas Lau, Kabupaten Maros, Sardiayana.
Ia menceritakan suka dukanya selama melakukan pemeriksaan terhadap pasien Covid -19.
Sukanya ia dapat membantu menolong orang, dan pencegahan penularan Covid -19.
"Tapi itu lagi dukanya, orang takut kontak langsung, karena resikonya besar sekali, orang tidak tahu," ujarnya Senin (27/4/2020)
Bahkan ia mengaku harus pisah ranjang dengan suaminya, sejak Maret lalu.
"Suami jaga jarak, dia bilang ia tidak tahu saya bawa virus atau tidak, bahkan sekarang kami pisah kamar.
• 9 Hal yang Harus Dihindari Supaya Puasa Ramadhan Tak Batal, Lengkap Penjelasan
• KRONOLOGI Oknum Guru Honorer Sodomi Siswa, Modus Latihan Pramuka dan Pelajaran Tambahan di Sekolah
Saya tidur di kamar tamu, sementara suami tidur di kamar dengan anak - anak," jelasnya sambil diiringi tawa
Ibunya sendiri pernah melakukan nazar saat ia melakukan rapid test, setelah salah satu orang yang pernah dia ambil swabnya dinyatakan positif.
"Ibu sampai menangis waktu saya mau rapid test, bahkan katanya dia sampai nazar kalau hasilnya negatif mau puasa," ucapnya
Kendala yang sering ia hadapi dilapangan saat melakukan pemeriksaan swab adalah adanya penolakan dari pihak yang ingin di periksa.
