Truk Pegangkut Tambang Galian C Wajib Pakai Terpal di Luwu Utara
Imbauan ini disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Luwu Utara, Abdul Hakim Bukara, Kamis (7/11/2019).
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Sudirman

TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Truk pengangkut barang curah atau tambang galian C wajib menutup muatannya apabila melintas di jalan raya.
Imbauan ini disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Luwu Utara, Abdul Hakim Bukara, Kamis (7/11/2019).
• UMI Gandeng LPPOM MUI Pusat Gelar ToT Kader Dakwah Halal
• VIDEO: Preview Liga 1 2019 Persipura Jayapura vs Bhayangkara FC - Menahan Laju Mutiara Hitam
• Lewat Program EPC, Polres Enrekang Bangunkan Rumah untuk Nenek Haning di Desa Lembang
"Dihimbau kepada pemilik atau driver angkutan barang curah tambang galian golongan C untuk menutup muatannya apabila melintas di jalan raya," ujar Hakim Bukara.
Imbauan ini segaja dikeluarkan untuk menghindari terjadinya lakalantas bagi pengguna jalan lain.
"Kami juga sedang gencar mensosialisasikan hal ini di jalan-jalan," kata Hakim Bukara.
Apabila sosialisasi dipandang cukup dan tidak diindahkan, Dishub bekerjasama dengan instansi terkait akan mengambil tindakan tegas.
"Sesuai dengan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan," tutup Hakim Bukara.
Warga Rongkong Luwu Utara Akhirnya Bisa Nikmati Listrik PLN
Perusahaan Listrik Negara (PLN) akhirnya menyentuh salah satu wilayah terpencil di Kabupaten Luwu Utara, yakni Kecamatan Rongkong.
Meski belum semua desa, namun ini yang pertama kali listrik PLN menerangi wilayah pegunungan tersebut sejak Indonesia merdeka.
• Mertua Tikam Menantu Hingga Tewas Usai Minum Ballo Bareng di Mangepong Jeneponto
• Sekretariatnya Bakal Diambil Alih, Golkar Takalar Minta Waktu Dua Bulan
• VIDEO: Suasana Pelantikan Tiga Pejabat Eselon II Pemprov Sulsel Diruang Kerja Kepala BKD
Salah satu desa yang sudah teraliri adalah Desa Limbong.
Desa Limbong sekaligus merupakan ibu kota kecamatan.
Kepala Desa Limbong, Tandi Sule, mengaku bersyukur dengan masuknya listrik di desa mereka.
Selama ini, warga hanya mengandalkan turbin dan genset untuk penerangan.
Itupun terbatas, hanya beberapa jam pada malam hari.