Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Puluhan Korban Kerusuhan Wamena Tiba di Desa Tuncung Enrekang, Butuh Pakaian dan Makanan

Kepala Desa Tuncung, Abdul Rahman, mengatakan saat ini sudah ada 22 warganya yang selamat dan berada di kampungnya.

Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Imam Wahyudi
azis albar/tribunenrekang.com
Kepala Desa Tuncung, Abdul Rahman 

"Saya sudah tidak akan kembali kesana lagi karena trauma yang mendalam. Kita mulai hidup disini saja di kampung sendiri," tuturnya.
(tribunenrekang.com)

Laporan Wartawan TribunEnrekang.com, Muh Azis Albar

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Kisah Pilu Perantau Asal Takalar di Wamena Dikejar Massa Hingga Putranya Nyaris Terkena Panah

TRIBUN-TIMUR.COM, TAKALAR - Syaiful Arifin (25) dan putranya, Khairil (18 bulan) masih bisa selamat dari amukan warga Wamena.

Keduanya kini telah berada ke kampung halamannya, di Desa Bontolanra Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar, sejak Kamis (26/9/2019) lalu.

Warga Dusun Bonto Ramba Mandai Butuh Air Bersih: Kades Jangan Diam!

Fraksi Hanura Minta Eksekutif Lutim Prioritaskan Bantuan Mesin Katinting dan Rumput Laut ke Nelayan

Tim PKK Marioriawa Ikut Bantu TNI Suksekskan TMMD di Soppeng

14 Rekannya Dilantik, Ruben Sahabat Ayu Ting Ting Nolak Jadi Anggota DPR & Pengen Jadi Menteri Ini

Sulawesi Selatan Alami Deflasi di September 2019, Ini Penyebabnya

Syaiful Arifin dan putranya berhasil selamat dari amukan massa di Wamena Papua, Senin (23/9/2019).

Khairil bahkan nyaris terkena anak panah ketika digendong ayahnya berlari. Untungnya anak panah itu meleset.

" Saya lari dari kejaran massa. Anak kecil saya hampir dikenah panah," kenang Syaiful kepada Tribun Timur, Selasa (1/10/2019).

Syaiful bercerita, kerusuhan besar-besaran terjadi di Wamena Papua ketika itu. Mereka berlari meninggalkan kontrakan tempat tinggal.

Sementara istri Syaiful bersembunyi di kadang babi. Dia tinggal sang suami yang menyelamatkan diri.

Ketika itu, permukiman warga pendatang dibakar massa. Mobil ataupun motor tak luput dari aksi vandalisme.

Syaiful terus berlari menggendong putranya sejauh empat kilometer. Mereka melintasi hutan.

Syaiful lalu memutuskan bersembunyi ketika mendapati rumah penduduk lokal yang kosong.

" Saya sembunyi di rumah kelompok massa. Saya baru keluar ketika ada mobil polisi," bebernya.

Syaiful Arifin (25) menggendong bayinya Khaeril (18 bulan) di rumah keluarganya di Kabupaten Takalar.
Syaiful Arifin (25) menggendong bayinya Khaeril (18 bulan) di rumah keluarganya di Kabupaten Takalar. (Dok. ACT)

Empat jam bersembunyi, Syaiful akhirnya keluar ketika melihat ada mobil patroli polisi yang melintas. Ia pun ikut ke kantor polisi.

Ketika suasana mulai kondusif, ia pun keluar mencari istrinya. Ia kembali ke rumahnya.

Nahas, sang istri yang ditinggal di kandang Babi ditemukan di got. Keadaannya sudah tak bernyawa.

"Pas saya kembali, istri sudah jadi mayat. Saya temukan di got," bebernya.

Syaiful yang mengadu nasib bersama istrinya bernasib malang. Jerih parah usahanya selama lima tahun habis.

Tak ada harta benda yang dibawa pulang kecuali pakaian yang melekat di badan.

Laporan Wartawan Tribun Timur @bungari95

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Warga Dusun Bonto Ramba Mandai Butuh Air Bersih: Kades Jangan Diam!

Fraksi Hanura Minta Eksekutif Lutim Prioritaskan Bantuan Mesin Katinting dan Rumput Laut ke Nelayan

Tim PKK Marioriawa Ikut Bantu TNI Suksekskan TMMD di Soppeng

14 Rekannya Dilantik, Ruben Sahabat Ayu Ting Ting Nolak Jadi Anggota DPR & Pengen Jadi Menteri Ini

Sulawesi Selatan Alami Deflasi di September 2019, Ini Penyebabnya

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved